Petani Bawang Putih (Foto: ist)
Sukabumi, Jurnas.com - Harga bawang putih yang sangat menjanjikan, lantas membuat Kementerian Pertanian (Kementan) menjuluki salah satu bumbu dapur itu sebagai emas putih.
Begitu kata Direktur Sayuran dan Tanaman Obat, Hortikultura, Moh Ismail Wahab pada acara BAKPIA di Desa Langensari, Kecematan, Sukareja, Kabupaten Sukabumi, Rabu (29/5).
"Bawang putih ini seperti emas putih, harganya menjanjikan, kemarin harganya sampai pada Rp70.000 hingga Rp80.000 per kg. Itu nilainya luar biasa," jelas Ismail.
Saat ini, konsumsi bawang putih Indonesia masih dipenuhi dari China sekitar 500.000-600.000 ton. Padahal bawang putih dalam negeri sebelumnya pernah berjaya pada 1994-1995.
"Perlu saya sampaikan, pada 1994-1995, kita pernah berhasil memenuhi kebutuhan bawang putih kita sendiri. Pada saat itu kita punya pertanaman bawang putih mencapai sekitar 22.000 hektare, dengan produksi 150.000 ton," jelasnya.
Meski demikian, Ismail optimis Indonesia mampu mengembalikan kejayaan bawang putih pada 2021 dengan melihat meningkatkan luas tanam bawang putih dari 2016 hingga 2019.
Pertanaman bawan putih nasional saat ini sudah mencapai 20.000-30.000 hektare yang tersebar di 110 lokasi pengembangan di wilayah Indonesia.
Jika kebutuhan bawang putih nasional yang diimpor sekitar 500.000-600.000 ton, maka kebutuhan tersebut bisa ditutupi dalam negeri bila pada 2020 ditanam lagi seluas 20.000 hektare dan seluas 30.000 hektare pada 2021.
"Di tahun 2021, kita akan mencapai penanaman sekitar 70.000-80.000 hektare Jadi cukup untuk memenuhi kebutuhan bawang putih nasional," jelas Ismail.
Dengan demikian, jika penanaman sudah sekitar 80.000 hektare dengan produksi satu hektare enam ton, maka produksinya mencapai 480.000 ton. Artinya kebutuhan dalam negeri sudah terpenuhi.
"Swasembada itu tidak harus 100 persen, artinya 90 persen aja kita bisa memenuhi kebutuhan dalam negeri, maka bisa dikatakan sudah mampu berswasembada," ujarnya.
KEYWORD :Bawang Putih Swasembada 2021 Sukabumi
