Sabtu, 27/04/2024 10:00 WIB

Acara Agropreneur Millenial Ubah Mindset Pertanian

MIA merupakan suatu terobosan untuk mendongkrak percepatan tumbuhnya generasi milenial untuk terjun di sektor pertanian.

Sekretaris Jenderal Kementerian Pertanian (Kementan) Syukur Iwantoro, usai menutup acara 1st Millenial Indonesia Agropreneurs (MIA) di Botani Square, Bogor, Jawa Barat pada Minggu 21 April 2019 (Foto: Supi/JURNAS)

Bogor, Jurnas.com - Usai sudah acara 1st Millenial Indonesia Agropreneurs (MIA) yang digelar selama tiga di Botani Square, Bogor, Jawa Barat. Acara tersebut ditutup langsung Sekretaris Jenderal Kementerian Pertanian (Kementan) Syukur Iwantoro, Minggu (21/4).

Syukur mengatakan, MIA merupakan suatu terobosan untuk mendongkrak percepatan tumbuhnya generasi milenial untuk terjun di sektor pertanian.

"Tidak cuma di bidang pertanian on farm tapi juga di off farmnya yaitu pasca panennya, yang merupakan kelemahan pertanian saat ini," ujar Syukur usai memantau persiapan launching Museum Pertanian yang akan resmikan Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman pada Senin (22/4).

Diharapkan dengan bergeraknya para agropreneur di bidang off farmnya, kata Syukur, kelemahan-kelemahan di sektor pertanian selama ini mulai berkurang, dari hulu ke hilir. Dengan begitu akan terbentuk suatu proses bisnis di bidang pertanian yang memberikan nilai tambah yang luar biasa nantinya.

"Bayangkan dalam tiga hari saja omsetnya sudah mencapai sekitar Rp150 juta. Berarti minat konsumen terhadap produk anak muda ini cukup besar, karena hasil kualitasnya bagus kemudian inovatif dan juga harganya tidak kalah dengan produk-produk yang di hasilkan oleh industri yang besar, baik dari dalam maupun luar negeri," ungkap Syukur.

Karena itu, Syukur mengatakan, Kementan sangat bangga dan akan terus mendorong agropreneur milenial terus mengsa kemapuannnya untuk terus berinovasi.

"Kami Tidak hanya memberikan fasilitas, tapi kami juga akan menciptakan entrepreneur milenial ini melalui Polbantan, inkubator, dan sekaligus sitkapital yang akan di kelola oleh softlun kerja sama dengan pihak Polbantan," ujar Syukur.

Syukur mengatakan, saaat ini Kementan memiliki enam Polbantan yang siap menjadi entrepreneur di bidang agribisnis. "Tetapi selain Polbantan yang dibina, kita juga punya sekolah vokasi yang di kelola liniersosmitra, termasuk dari IPB dan Prasetya Mulya," jelasnya.

Hal itulah yang membuat Syukur semakin optimis, jika para entrepreneur bergerak, maka generasi muda tidak akan meninggalkan pertanian di masa yang akan datang. Sebab mereka berlahan merubah mindset tentang pertanian.

"Dulu pertanian dianggap kumuh, miskin, di desa jauh dari kota dan lain sebagainya. Tapi dengan pengembangan teknologi, sektor pertanian dengan mekanisasi, dengan teknologi informasi, jarak antara kota dengan desa sudah tidak ada lagi," ujar jelas Syukur.

Kemudian, lanjut Syukur, dengan mekanisasi pertanian angka kemiskinan juga berlahan-lahan terpangkas karena adanya nilai tambah yang tinggi.

"Masyarakat yang tinggal di desa dengan tingkat hidup rata-rata pendapatan di bawah kota, mereka akan menjadi tokoh baru di bidang perekonomian, terutama di desa masing masing," katanya.

KEYWORD :

Sektor Pertanian Agropreneur Pertanian Syukur Iwantoro




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :