Jum'at, 26/04/2024 07:03 WIB

Perubahan Iklim Tingkatkan Penyebaran Nyamuk Berbahaya

Nyamuk membawa penyakit yang menyebabkan jutaan kematian setiap tahun, menurut Organisasi Kesehatan Dunia. Dengue, Zika dan chikungunya menyebabkan gejala-gejala yang meliputi demam, ruam dan nyeri otot yang parah, antara lain. 

Nyamuk Aedes Aegypti

Jakarta, Jurnas.com - Penelitian yang dilakukan Georgetown University di Washington, DC menemukan, pemanasan global menempatkan hingga 1 miliar orang di seluruh dunia berisiko terpapar nyamuk pembawa penyakit selama 50 tahun ke depan.

Dua nyamuk penular penyakit yang paling umum, Aedes aegypti dan Aedes albopictus, membawa virus seperti demam berdarah, Zika dan chikungunya, ditambah lebih dari selusin lainnya yang bisa menjadi ancaman yang lebih besar dalam setengah abad mendatang.

Dengan membuat model perubahan suhu dari bulan ke bulan di seluruh dunia, para ilmuwan menganalisis apa yang akan terjadi jika kedua jenis nyamuk ini bergerak seiring naiknya suhu selama beberapa dekade.

"Meskipun sulit untuk menjabarkan jumlahnya, kami tahu ini akan menjadi masalah untuk beberapa waktu," kata penulis studi Colin Carlson. Dia seorang postdoctoral fellow di jurusan biologi di Georgetown University di Washington, DC dilansir UPI.

"Skala angkanya benar-benar menakutkan. Jika ada aspek manusia dalam hal ini, itu yang kami harapkan untuk hasil yang berbeda," tambahnya.

Nyamuk membawa penyakit yang menyebabkan jutaan kematian setiap tahun, menurut Organisasi Kesehatan Dunia. Dengue, Zika dan chikungunya menyebabkan gejala-gejala yang meliputi demam, ruam dan nyeri otot yang parah.

Virus Zika muncul di Brasil pada tahun 2014 dan menyebabkan kerusakan otak parah pada ribuan bayi Amerika Selatan yang terpapar di dalam rahim.

Carlson dan timnya menemukan bahwa ketika suhu meningkat di seluruh dunia, penularan penyakit-penyakit yang ditularkan nyamuk sepanjang tahun dapat terjadi di daerah tropis, dan wabah musiman mungkin terjadi hampir di tempat lain. Hampir setiap populasi di dunia dapat terkena penyakit ini selama setengah abad berikutnya.

Di Amerika Serikat, di mana kasus Zika terjadi di daerah yang lebih hangat dalam beberapa tahun terakhir, demam berdarah dan chikungunya juga bisa menjadi ancaman yang lebih luas, kata Carlson.

Saat ini, sekitar 100 hingga 200 kasus demam berdarah terjadi di Amerika Serikat setiap tahun, kebanyakan pada orang yang telah bepergian ke luar negeri, menurut US National Institutes of Health.

"Arti penting dari penelitian ini adalah kita memiliki kemampuan untuk mengetahui ancaman yang akan datang," kata Carlson.

"Harapannya adalah bahwa kita dapat menjaga agar beberapa virus ini tidak terbentuk di wilayah AS dan AS. Tetapi pendekatan apa pun yang kami ambil yang hanya berfokus pada upaya mencegah penyakit tropis dari AS dan Eropa tidak ada gambaran yang lebih besar," tambahnya.

Proyeksi para peneliti juga termasuk temuan mengejutkan, wilayah seperti Afrika Barat dan Asia Tenggara, dengan kenaikan suhu terburuk, sebenarnya bisa menjadi terlalu panas untuk beberapa nyamuk pembawa penyakit.

Penyakit yang ditularkan oleh nyamuk seperti malaria tidak diperiksa dalam analisis ini, tetapi penggunaan umum kasa jendela pada banyak rumah di Amerika Serikat merupakan cara sederhana dan efektif untuk mencegah wabah, kata Carlson.

KEYWORD :

Nyamuk Berbahaya Perubahan Iklim




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :