Sabtu, 27/07/2024 08:18 WIB

Studi: Melindungi Harimau Secara Tidak Langsung Mengurangi Emisi Karbon

Melindungi harimau yang terancam punah secara tidak langsung telah membantu menghindari sejumlah besar emisi karbon penyebab perubahan iklim dengan mencegah deforestasi.

Harimau Bengal. (Foto: Arab News)

JAKARTA, Jurnas.com - Sebuah penelitian menyebutkan bahwa upaya India untuk melindungi harimau yang terancam punah secara tidak langsung telah membantu menghindari sejumlah besar emisi karbon penyebab perubahan iklim dengan mencegah deforestasi.

Tiga perempat harimau liar dunia hidup di India, tetapi perusakan habitat alami mereka telah membuat jumlah mereka menurun drastis.

Jumlah harimau yang berkeliaran di hutan negara turun dari 40.000 ketika India memperoleh kemerdekaan pada tahun 1947 menjadi hanya 1.500 pada tahun 2006. Namun menurut angka resmi terbaru, jumlah harimau naik di atas 3.000 tahun ini. 

Untuk membantu meningkatkan jumlah mereka, India telah menetapkan 52 suaka harimau di mana penebangan dan penggundulan hutan diatur secara ketat.

Seorang peneliti di National University of Singapore dan penulis utama studi baru tersebut, Aakash Lamba mengatakan kepada AFP bahwa harimau adalah spesies payung (umbrella species).

"Ini berarti bahwa dengan melindungi mereka kita juga melindungi hutan tempat mereka tinggal, yang merupakan rumah bagi keanekaragaman satwa liar yang luar biasa," katanya.

Hutan adalah penyerap karbon, yang berarti mereka menyerap lebih banyak karbon dioksida dari atmosfer daripada yang dilepaskannya, menjadikannya alat penting dalam perang melawan perubahan iklim. India, penghasil emisi gas rumah kaca terbesar ketiga di dunia, telah berjanji untuk menurunkan emisinya.

Lamba, yang dibesarkan di India, mengatakan tim peneliti berusaha membangun hubungan empiris antara konservasi harimau dan emisi karbon.

Mereka membandingkan tingkat penggundulan hutan di cagar harimau khusus dengan daerah di mana kucing besar juga hidup, tetapi kurang dilindungi.

Lebih dari 61.000 hektar hutan hilang di 162 wilayah berbeda antara tahun 2001 dan 2020, menurut penelitian tersebut. Lebih dari tiga perempat deforestasi berada di area di luar cagar harimau.

Di dalam cagar harimau, hampir 6.000 hektar telah diselamatkan dari deforestasi antara tahun 2007 hingga 2020. Itu setara dengan lebih dari satu juta metrik ton emisi karbon yang dapat dihindari, demikian perkiraan studi tersebut.

Lamba menekankan dampak ekonomi dari penghematan emisi tersebut di negara yang sangat terpukul oleh dampak perubahan iklim - khususnya industri pertanian.

Menurut perhitungan para peneliti, dengan mempertimbangkan biaya sosial dari emisi tersebut, lebih dari US$92 juta telah dihemat.  Jika dihitung sebagai bagian dari skema kompensasi karbon, deforestasi yang terhindarkan mencapai lebih dari US$6 juta.

"Manfaat finansial dari menghindari emisi karbon lebih dari seperempat pengeluaran tahunan untuk konservasi harimau di India," kata Lamba.

"Hasil signifikan ini menyoroti bagaimana investasi dalam konservasi satwa liar tidak hanya melindungi ekosistem dan satwa liar tetapi juga bermanfaat bagi masyarakat dan ekonomi.”

Studi ini dipublikasikan dalam jurnal Nature Ecology & Evolution.

Temuan itu muncul setelah sebuah penelitian yang diterbitkan pada Maret menyarankan melindungi atau memulihkan segelintir hewan liar seperti paus, serigala, dan berang-berang dapat membantu menangkap 6,4 miliar ton karbon dioksida setiap tahun.

Sumber: AFP

KEYWORD :

India Harimau Perubahan Iklim Emisi Karbon




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :