Sabtu, 20/04/2024 16:22 WIB

Pembangkit Listrik Tenaga Sampah Resmi Beroperasi

PLTSa tersebut diharapkan menjadi solusi pengelolaan sampah nasional terutama di kota-kota besar Indonesia.

Ilustrasi sampah plastik (foto: google)

Jakarta, Jurnas.com - Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) Merah Putih Bantargebang, di Bekasi, Jawa Barat resmi beroperasi pada Senin (25/3). PLTSa tersebut diharapkan menjadi solusi pengelolaan sampah nasional terutama di kota-kota besar Indonesia.

DKI Jakarta dan Kota Bekasi merupakan dua kota besar yang memproduksi berton-ton sampah dalam sehari menurut Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir. Dalam sehari, Jakarta memproduksi 8.000 ton sampah, sedangkan Kota Bekasi 1.800 ton sampah.

“Jadi total  ada sekitar 10 ribu ton sampah per hari. PLTSa Merah Putih Bantargebang ini merupakan pilot project, sehingga baru mampu mengolah 100 ton/hari, kita dorong BPPT untuk menghasilkan  teknologi yang mampu mengolah 2.000 hingga 5.000 ton per hari,“ ujar Menristekdikti.

Dalam keterangannya, Menristekdikti juga mengajak semua pihak mengubah paradigma agar tidak hanya menjadikan sampah sebagai sumber masalah yang harus dibuang, melainkan sebuah komoditas.

Sampah yang dikelola dengan baik akan menghasilkan nilai tambah, seperti listrik yang akan dihasilkan oleh PLTSa Merah Putih.

“Tahun 2021 jika pengelolaan sampah tidak dilakukan dengan serius dan sistematis, beberapa kota di Indonesia akan mengalami situasi darurat sampah. Oleh karena itu perlu ada teknologi pengelolaan sampah agar Indonesia bersih dari  sampah,” ujar dia.

Sementara Menko Maritim Luhut Binsar Pandjaitan menyambut baik keberadaan PLTSa Bantargebang. Dia menyebut saat ini Indonesia sedang darurat sampah, sehingga kehadiran PLTSa ini merupakan langkah pemerintah untuk mengatasi masalah sampah yang saat ini telah menjadi masalah nasional.

“Saya tanya ke kepala BPPT, bisa nggak bikin 1.500 ton per hari, bisa nggak Pak? Kalau bisa buatan dalam negeri ya nggak apa-apa didukung. Kita `kan bisa dalam negeri, ngapain mesti impor? Yang model 150 (ton sampah per hari, Red) itu bisa di kampung-kampung di Labuan Bajo, atau di kampung saya,” tutur Luhut.

KEYWORD :

Pembangkit Listrik Tenaga Sampah Mohamad Nasir




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :