Sabtu, 27/04/2024 09:40 WIB

China Kucurkan Rp42,5 Triliun untuk Ladang Minyak Iran

Jika tawaran China itu dikabulkan, maka negara itu akan menggandakan produksi di Yadavaran menjadi lebih dari 200.000 barel per hari (bph) dalam enam bulan

Bendera kebangsaan Iran berkibar di sebuah kilang minyak milik negara itu (Foto: IRNA)

Tehran - Raksasa energi China, Sinopec, menawarkan kepada Iran kesepakatan USD3 miliar atau Rp42,5 triliun untuk mengembangkan lebih lanjut ladang minyak Iran.

Wall Street Journal mengatakan, tawaran yang diajukan China Petroleum & Chemical Corp (Sinopec) adalah bagian dari lanjutan kontrak sebelumnya untuk mengoperasikan ladang minyak Yadavaran di Iran barat daya di perbatasan Irak.

Sinopec mengatakan kepada mitra, Perusahaan Minyak Nasional Iran (NIOC), pihaknya menginginkan bagiannya dari produksi ladang itu diberikan di bawah ampunan sanksi Amerika Serikat (AS) kepada China.

Kesepakatan baru itu ditawarkan Sinopec pada akhir Desember 2018, saaat AS mengizinkan China untuk terus membeli sebanyak 360.000 barel minyak Iran sehari.

Jika tawaran China itu dikabulkan, maka negara itu akan menggandakan produksi di Yadavaran menjadi lebih dari 200.000 barel per hari (bph) dalam enam bulan.

China National Petroleum Corp (CNPC) dan Sinopec telah menginvestasikan miliaran dolar di ladang minyak Yadavaran dan Azadegan Utara.

Yadavaran adalah salah satu ladang minyak terbesar di dunia yang belum dikembangkan dengan cadangan minyak mentah ringan dan berat 31 miliar barel, sementara Azadegan Utara diperkirakan memiliki cadangan 5,7 miliar barel.

Yadavaran mulai dikelola dengan produksi hingga 115.000 barel per hari dan sekitar USD2 miliar investasi oleh Sinopec pada November 2016. CNPC mulai menggarap Azadegan Utara dengan 75.000 barel per hari pada awal 2017.

Gedung Putih memberikan keringanan kepada delapan klien utama minyak Iran, China, India, Korea Selatan, Jepang, Italia, Yunani, Taiwan dan Turki  setelah memulihkan sanksi energi pada November.

Kesepakatan yang diusulkan China datang ketika Italia, Yunani, dan Taiwan, yang semuanya telah memperoleh pengecualian serupa untuk mengimpor minyak dari Republik Islam, dilaporkan telah berhenti membeli minyak Iran.

Menurut laporan media, China mengimpor 576.000 barel per hari dari minyak Iran pada Desember, sementara Korea Selatan mengeluarkan 300.000 barel, kargo pertama sejak Juli. (Tehran Time/Wall Street Journal)

KEYWORD :

Sanksi Amerika Serikat China Iran Ladang Minyak




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :