Sabtu, 27/04/2024 03:38 WIB

Obama Jadi `Bulan-bulanan` Pompeo di Kairo

Mike Pompeo menyampaikan kritik pedas terhadap kebijakan Timur Tengah di bawah mantan presiden Barack Obama. Pompeo bahkan menyalahkan pemerintah Amerika sebelumnya atas perluasan kekuatan Iran di wilayah itu dan kebangkitan ISIS di Irak dan Suriah.

Presiden Obama dan putrinya Malia pada putaran kemenangannya di tahun 2012 (Foto: Getty Images)

Jakarta - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Mike Pompeo menyampaikan kritik pedas terhadap kebijakan Timur Tengah di bawah mantan presiden Barack Obama. Pompeo bahkan menyalahkan pemerintah Amerika sebelumnya atas perluasan kekuatan Iran di wilayah itu dan kebangkitan ISIS di Irak dan Suriah.

Dalam pidatonya yang disampaikan kepada pejabat Mesir di kampus pinggiran Universitas Amerika di Kairo, Pompeo mengatakan bahwa mantan kebijakan AS telah salah arah dan penuh angan-angan, serta melemahkan peran Amerika di wilayah tersebut. Namun, lanjutnya, Presiden Donald Trump telah menegaskan kembali peran tradisionalnya sebagai kekuatan untuk kebaikan di kawasan ini, karena telah belajar dari kesalahan

“Kami benar-benar meremehkan keuletan dan keganasan Islamisme radikal, jenis kepercayaan yang terkutuk yang berupaya menjungkirbalikkan segala bentuk ibadah atau pemerintahan. ISIS melaju ke pinggiran Baghdad ketika Amerika ragu-ragu,” keluh Pompeo dikutip The National, Jumat (11/01)

"Dengan keliru melihat diri kita sebagai kekuatan untuk apa yang melanda Timur Tengah, kita takut untuk menyatakan diri ketika mitra kita menuntutnya," lanjutnya.

Pompeo bahkan menyebut keputusan Trump untuk menarik AS dari kesepakatan nuklir merupakan langkah yang tepat mengingat kesepakatan itu dinilai gagal.

"Presiden Trump telah membalikkan kebutaan kami yang disengaja terhadap bahaya rezim Iran dan menarik diri dari kesepakatan nuklir yang gagal, dengan janji-janji palsu," kata Pompeo.

"Negara-negara di Timur Tengah tidak akan pernah menikmati keamanan, mencapai stabilitas ekonomi, atau memajukan impian rakyatnya jika rezim revolusioner Iran tetap pada jalurnya saat ini,` tambahnya.

Berbeda dengan pidato Obama pada Juni 2009 di hadapan beragam mahasiswa dan staf pengajar Universitas Kairo, pejabat pemerintah Mesir dan para pemimpin agama dan masyarakat sipil, pidato Pompeo disampaikan kepada sekelompok pemimpin pilihan yang dekat dengan pemerintahan Presiden Abel Fatah El Sisi dan alumni berpengaruh, termasuk pendukung komunitas bisnis.

Dengan sebagian besar masih pada liburan musim dingin mereka, hanya sedikit siswa yang menghadiri pidato di Aula Moaz Al Alfi, dengan kapasitas 250 orang.

Namun, pidato Pompeo menarik perhatian orang-orang muda Mesir yang berpendidikan. Banyak di antara mereka yang menyaksikan pidato yang disiarkan televisi melalui lensa generasi yang lalu, yang disapa oleh Obama pertama kali menjelang Musim Semi Arab.

"Saya pikir kesalahpahaman mendasar berasal dari Trump dan bukan Obama," kata Omar El Gammal, peneliti lulusan sarjana politik berusia 24 tahun di Universitas Kairo.

"Amerika menjadi kekuatan pembebasan yang datang untuk menyelamatkan kita, entah bagaimana, mengingatkan saya pada gagasan kolonial tentang beban orang kulit putih," tambahnya.

KEYWORD :

Mike Obama Barrack Obama Amerika Serikat Kairo




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :