Jum'at, 26/04/2024 09:43 WIB

China Belum Penuhi Pemintaan Inti AS

Trump menilai upaya yang dilakukan Negeri Tirai Bambu itu adalah komitmen dan keseriusan untuk membuat kesepakatan besar dan sangat komprehensif.

Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump bertemua Presiden China, Xi Jinping di Buenos Aires, Argentina pada Sabtu 1 Desember 2018. (Foto: Li Xueren/Xinhua))

Washington - Pemerintah Amerika Serikat (AS) menyambut konsesi China sejak keduanya mengumumkan gencatan senjata perdagangan pada awal Desember ini. Namun para ahli menyebut Beijing harus melakukan lebih banyak lagi.

Presiden AS, Donald Trump dan mitranya dari Tiongkok, Xi Jinping, setuju pada 1 Desember di Buenos Aires untuk menghentikan peningkatan bea masuk yang telah mengganggu aliran ratusan miliar dolar barang antara dua ekonomi terbesar dunia.

Sejak itu, Beijing kembali mengimpor kedelai AS. China juga memangkas bea masuk impor mobil dari AS, mengembangkan industri yang dikenal sebagai "Made in China 2025," dan mengatakan kepada negara penyulingnya mengimpor lebih banyak minyak AS.

Dilansir dari Al Jazeera, Trump menilai upaya yang dilakukan Negeri Tirai Bambu itu adalah komitmen dan keseriusan untuk membuat kesepakatan besar dan sangat komprehensif.

Meski begitu Chian memoton bea masuk mobil AS, impor kedelai dan jagung,  para ahli menilai Beijing dan Washington hanya akan kembali ke status quo sebelum perang perdagangan.

Para analis mengatakan, China belum banyak menyelesaikan tuntutan inti AS untuk mengakhiri kebijakan yang mensubsidi perusahaan-perusahaan besar milik negara dan secara efektif memaksa transfer teknologi Amerika ke perusahaan Beijing.

"Saya pikir ini adalah sikap baik, tetapi mereka tidak melampaui penawaran yang ada di meja sebelum Trump meluncurkan perang dagangnya," kata seorang rekan senior dan pakar perdagangan di Peterson Institute for International Economics, Gary Hufbauer.

"Banyak yang harus ditawarkan China untuk mencapai kesepakatan sementara pada Maret 2019," kata Hufbauer, menambahkan bahwa perubahan struktural akan jauh lebih sulit untuk disetujui, apalagi mencapai, pada saat itu.

Trump dan Xi sepakat pada 1 Desember untuk melakuan dialog perdagangan. Sementara itu AS menunda kenaikan bea masuk yang direncanakan 1 Januari hingga 2 Maret.

Seorang juru bicara Perwakilan Perdagangan AS, Robert Lighthizer, yang memimpin pembicaraan dari pihak Amerika, tidak menanggapi pertanyaan tentang pentingnya langkah perdagangan Tiongkok.

Tidak ada jadwal untuk perundingan tatap muka antara AS dan pejabat China diumumkan sejak Trump dan Xi bertemu, tetapi seseorang yang akrab dengan diskusi itu mengatakan, pertemuan akan berlangsung awal Januari dan kedua belah pihak sering melakukan kontak.

KEYWORD :

Perang Dagang Impor Jagung China Amerika Serikat




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :