Jum'at, 26/04/2024 23:51 WIB

Usai China-AS Teleponan, Harga Minyak Sedikit Menguat

Kebuntuan hubungan perdagangan antara dua ekonomi terbesar di dunia itu menemukan harapan atas resolusi setelah AS dan China berusaha membuka peta jalan untuk dialog perdagangan selama tiga bulan ke depan.

Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump bersama Presiden China, Xi Jinping (Foto: Thomas Peter/Reutes)

Washington - Setelah pihak Amerika Serikat (AS) dan China melakukan dialog via telpon pada Selasa (11/12), harga minyak mentah pun sedikit menguat.

Menurut Kementerian Perdagangan China, Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin dan Wakil Perdana Menteri China Liu He membahas jadwal pertemuan perdagangan berikutnya antara kedua negara.

Patokan internasional minyak mentah Brent diperdagangkan pada USD60 per barel (pb) pada Selasa 0500 GMT dengan kenaikan 0,3 persen, setelah ditutup pada Senin di USD59,80 pb.

Sementara itu, patokan Amerika West Texas Intermediate (WTI) berada di USD51,04 pb pada saat yang sama, dengan kenaikan 0,2 persen, setelah ditutup pada hari sebelumnya di USD50,95 per barel.

Dilansir dari Anadolu, kebuntuan hubungan perdagangan antara dua ekonomi terbesar di dunia itu menemukan harapan atas resolusi setelah AS dan China berusaha membuka peta jalan untuk dialog perdagangan selama tiga bulan ke depan.

Hubungan AS-China kembali memanas setelah Meng Wanzhou, kepala keuangan raksasa telekomunikasi China, Huawei, ditangkap di Vancouver, Kanada pada 1 Desember atas permintaan Washington.

AS mendesak untuk mengekstradiksi Meng, yang juga putri pendiri Huawei, karena Washington menuduh bahwa dia terlibat dalam skema untuk menghindari sanksi AS terhadap Iran.

Pengadilan Tiongkok semakin memperumit hubungan bilateral dengan melarang penjualan dan impor sebagian besar tipe iPhone produksi Apple setelah perusahaan pembuat chip Amerika, Qualcomm, berpendapat bahwa Apple melanggar dua patennya.

Dengan negosiasi yang dijadwalkan akan dimulai kembali, para investor berharap ketegangan perdagangan antara AS dan China dapat diselesaikan tanpa merusak negara ekonomi maju dan berkembang.

Perkiraan yang suram atas pertumbuhan ekonomi global,  masih mengancam pelemahan permintaan minyak secara keseluruhan di dunia tahun depan, menempatkan tekanan pada harga minyak dalam jangka menengah sampai jangka panjang.

Organisasi untuk Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan (OECD) pada 21 November menurunkan perkiraan pertumbuhan global 2019 menjadi 3,5 persen, dari perkiraan sebelumnya sebesar 3,7 persen, dengan alasan konflik perdagangan.

Dana Moneter Internasional (IMF) pada 8 Oktober juga telah menurunkan perkiraan pertumbuhan ekonomi global 2019 menjadi 3,7 persen, dari perkiraan sebelumnya sebesar 3,9 persen.

KEYWORD :

Huawei China Amerika Serikat Perang Dagang




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :