Sabtu, 27/04/2024 00:38 WIB

Iran Buka Peluang Kembangkan Rudal dan Nuklir

Iran punya alasan mengembangkan nuklir karena Amerika Serikat (AS) sudah melanggar Rencana Aksi Komprehensif Gabungan (JCPOA).

Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif

Tehran - Menteri Luar Negeri Iran, Mohammad Javad Zarif mengatakan, potensi untuk mengembangkan nuklir selalu terbuka, dan Teheran berhak melakukannya karena Amerika Serikat (AS) sudah melanggar Rencana Aksi Komprehensif Gabungan (JCPOA).

Dalam sebuah wawancara eksklusif dengan saluran berita Italia Rai News 24, ia menambahkan, "Kami memiliki hak untuk meninggalkan JCPOA, tetapi ada pilihan lain, kami harus melihat bagaimana mereka akan mengamankan kepentingan kami."

Ditanya tentang permintaan AS dari Eropa, Zarif mengatakan, bagaimana pun  Washington membujuk Uni Eropa (UE) untuk menekan Iran adalah pada dasarnya salah.

"Jika kekuatan intimidasi diperbolehkan untuk melakukan semua yang mereka inginkan, tidak akan ada akhir untuk mengertak mereka," katanya.

Menanggapi pertanyaan wartawan bahwa Presiden AS Donald Trump percaya setelah sanksi jilid dua, Iran akan kembali ke meja perundingan, Zarif mengatakan, pemerintahan Trump telah mendasarkan kebijakannya pada ilusi dan analisis yang salah, tetapi Iran telah bertahan dan berhasil.

"AS yang telah menarik diri dari kesepakatan nuklir, bukan Iran. Kami mengadakan negosiasi selama dua setengah tahun dan mencapai kesepakatan besar, negosiasi terpanjang dan paling serius dalam sejarah kontemporer," ungkapnya.

Kemudian ditanya apa peran yang dapat dimainkan Italia dalam sanksi anti-Iran, Zarif mengatakan bahwa Italia adalah mitra dagang terbesar Iran di UE dan dapat mendukung sektor swasta.

Kemudian ditanya lagi mengapa Iran tidak meninggalkan Suriah untuk meringankan kekhawatiran Amerika dan sekutunya tentang pengaruh regionalnya, ia mengatakan, "Jika kami tidak membantu mereka, ISIS akan menemukan kesempatan untuk menyebar ke seluruh Timur Tengah."

"Mereka membantu Saddam dan Taliban. Pejuang negara mana yang membom Yaman? Apakah mereka orang Iran?" tanyanya.

Ia menambahkan bahwa Amerika menghabiskan miliaran dolar untuk mempersenjatai mantan diktator Irak Saddam Hussein dan negara-negara kawasan masih membayar untuk langkah mereka.

Menanggapi pertanyaan apakah Presiden Rouhani dapat bertemu Trump, ia mengatakan mengapa Iran harus melakukan hal seperti itu?

"Trump bukan mitra yang dapat diandalkan, karena ia menghentikan kesepakatan yang memakan waktu dua setengah tahun untuk menyelesaikannya," tegas Zarif.

KEYWORD :

Kesepakatan Nuklir Amerika Serikat Iran Timur Tengah




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :