Sabtu, 27/04/2024 11:13 WIB

Kedermawanan Masyarakat Indonesia Diakui Dunia

Kedermawanan masyarakat Indonesia merupakan yang terbaik di dunia berdasarkan penilaian dari lembaga Inggris, Charities Aid Foundation (CAF).

Direktur Utama Badan Amil Zakat, Arifin Purwakananta berfose bersama Relawan Baznas usai melakukan konferensi pers terkait prestasi Indonesia yang diakui dunia sebagai Negara paling Dermawan di Dunia, Rabu (07/11) di Jakarta.

Jakarta - Kedermawanan masyarakat Indonesia merupakan yang terbaik di dunia berdasarkan penilaian dari lembaga Inggris, Charities Aid Foundation (CAF). hal itu diungkapkan Direktur Utama Baznas Arifin Purwakananta dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu (07/11). Menurutnya, ini merupakan prestasi bagi masyarakat karena mendapat pengakuan dunia.

“Peringkat kedermawanan Indonesia naik dari posisi dua pada 2016 dan 2017. Ini merupakan prestasi bagi kita, walaupun sebagai masyarakat kita masih miskin tapi tingkat kedermawanan mereka patut diapresiasi," ujar Arifin.

Berdasarkan penilaian dari lembaga tersebut, Indonesia mendapatkan nilai CAF World Giving Index sebesar 59 persen. Australia menempati posisi kedua dengan nilai indeks yang sama.

Kemudian, Selandia Baru di posisi ketiga dengan 58 persen, Amerika Serikat di posisi keempat dengan 58 persen, dan Irlandia di posisi kelima dengan indeks 56 persen.

“Penilaian itu berdasarkan pada tiga kriteria yakni helping a stranger, donating money, dan volunteering time,” tutur Arifin.

Menurut Arifin, kedermawanan masyarakat Indonesia menjadi kunci yang membuat negara ini dapat bertahan di tengah maraknya bencana alam dan musibah yang melanda. “Pemerintah harus memahami kedermawanan masyarakat yang punya budaya tolong menolong dan menjadi kekuatan bangsa,” katanya.

Kedermawanan masyarakat Indonesia, menurut dia, juga harus disikapi oleh lembaga filantropi yang ada untuk semakin memperbaiki sistem dan layanan masyarakat untuk berbagi serta memperkuat pengawasan dalam pengelolaan dana. "Jangan sampai kedermawanan masyarakat disalahgunakan,” tegasnya.

Contoh nyata tingginya semangat tolong menolong dan kedermawanan yang dimiliki masyarakat Indonesia ungkap Arifin, adalah dengan terus meningkatnya penghimpunan dana zakat, infak, dan sedekah (ZIS) yang dikelola Baznas.

Pada tahun 2016 dana ZIS yang terhimpun dan dikelola Baznas sebesar Rp5,12 triliun. Kemudian pada tahun 2017 meningkat menjadi Rp6 triliun. Pada tahun ini, Baznas menargetkan untuk menghimpun dan mengelola dana ZIS sebesar Rp7 triliun.

“Hingga semester pertama tahun ini dana ZIS yang terkumpul sudah lebih dari setengah target penghimpunan pada tahun ini, atau sudah lebih dari Rp3,5 triliun,” tambah Arifin.

Meskipun terus meningkat, namun Arifin mengatakan jumlah tersebut masih di bawah potensi donasi ZIS, khususnya dari masyarakat Muslim Indonesia yang mencapai Rp217 triliun.

“Ini menandakan masih banyak yang bisa dilakukan masyarakat Indonesia ke depannya. Lembaga zakat menjadi sangat berperan membentuk pribadi dermawan,” tandas Arifin.

Dia juga mengatakan Indonesia berbeda dengan negara maju karena porsi dana filantropi yang terkumpul 70 persen di antaranya berasal dari donatur perorangan. Sementara di negara maju, dana filantropi lebih banyak berasal dari sumbangan lembaga dan perusahaan.

KEYWORD :

Baznas Kedermawanan Indonesia




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :