Labana Simanihuruk (Foto: Ecka Pramita)
akarta - Terapi non operasi, yang terdiri dari observasi, terapi dan latihan Fisik, penggunaan penunjang (bracing), terapi alternatif dan komplementer terbukti bermanfaat untuk menghentikan progres tulang pasien, membuat badan lebih seimbang, mengoreksi agar tampilan lebih baik dan meningkatkan kualitas hidup pasien.
Namun penting untuk diingat, deteksi dini secara akurat merupakan langkah penting yang harus dilakukan dalam perawatan skoliosis.Di samping itu, penggunaan penunjang yang tepat (bracing) juga merupakan terapi yang signifikan untuk pasien skoliosis. Ahli Fisiologi dan Anatomi Labana Simanihuruk mengatakan ada berbagai cara perawatan skoliosis, salah satunya yaitu dengan terapi non-operasi. Terapi nonoperasi dikatakan sebagai harapan baru bagi pasien skoliosis karena dapat mengkoreksi kurva derajat yang besar. "Umumnya, terapi non-operasi yang dilakukan yaitu penggunaan brace, exercise, dan latihan fisik dengan alat fisioterapi untuk mengurangi rasa nyeri," ucapnya.
Haaland Kecewa Gagal Hattrick di Laga Debut
Selain itu juga menggunakan metode X-Ray PA lateral dan lateral dengan Ferguson Technique. Lalu ditentukan terapi yang tepat dan sesuai dengan tujuan.
Ada 5 jenis brace yang dapat digunakan sesuai dengan kondisinya, yaitu pertama Scolibrace yang juga digunakan sebagai koreksi skoliosis. Kedua, Lumbar brace/elderly brace untuk dewasa atau manula yang mempunyai denovo skoliosis.Ketiga, Kypho brace bagi pasien kyphosis. Keempat, Scolinite untuk anak-anak dengan derajat kurva
“Efektif atau tidaknya brace dapat dilihat dari kualitas design dan pembuatan brace dan mampu melakukan koreksi atau perbaikan kurva skoliosis,"
KEYWORD :
Brace Skoliosis Terapi Non Operasi