Jum'at, 19/04/2024 09:28 WIB

12 Warga Rusia Didakwa Terlibat Pilpres AS

Kelompok itu menggunakan dua teknik terpisah untuk mendapatkan akses ke sistem komputer yang ditargetkan. Salah satunya adalah mengirim email palsu yang akan meminta penerima untuk informasi loging.

Wakil Jaksa Agung Rod Rosenstein (Foto: Leah Millis/Reuters)

Washington - Pihak berwenang di Amerika Serikat (AS) mengatakan, pihaknya telah menuntut 12 perwira intelijen militer Rusia yang didugaan ikut campur tangan dalam pemilihan presiden AS 2016, yang dimenangkan oleh Donald Trump dari Partai Republik.

"Terdakwa merupakan bagian dari operasi cyber aktif yang ikut campur dalam pemilihan presiden 2016," kata Wakil Jaksa Agung Rod Rosenstein mengatakan pada konferensi pers pada Jumat (13/7) waktu setempat.

Ke-12 orang itu meretas sistem komputer, calon presiden dari Partai Demokrat, Hillary Clinton dan Partai Demokrat pada 2016, mencuri informasi dan kemudian membuat dokumen yang diperoleh mempengaruhi dunia maya. Itu dilakukan saat bekerja untuk layanan intelijen militer GRU Rusia.

Rosenstein mengatakan, kelompok itu menggunakan dua teknik terpisah untuk mendapatkan akses ke sistem komputer yang ditargetkan.

Salah satunya adalah mengirim email palsu yang akan meminta penerima untuk informasi login dan kemudian mengirim email itu secara rahasia ke koperasi, teknik yang disebut spearfishing.

Yang lainnya adalah dengan meretas sistem komputer dan menginstal perangkat lunak berbahaya yang mampu mendaftarkan ketikan, mengambil screenshot dan mencuri dokumen.

Untuk membuat informasi mengkelabui dunia maya, terdakwa kemudian membuat akun palsu, dua di antaranya secara khusus disebutkan, DCLeaks dan Guccifer 2.0.

"Para terdakwa dengan salah mengklaim bahwa DCLeaks adalah orang Amerika dan Guccifer 2.0 adalah satu-satunya peretas Rumania," kata Rosenstein.

"Keduanya diciptakan dan dikendalikan oleh GRU Rusia," tambahnya.

Informasi itu kemudian disebarkan ke "organisasi yang tidak disebutkan namanya yang menggunakan pass-through", kata Rosenstein.

Menurut surat dakwaan, para peretas juga mencuri informasi pribadi  sekitar 500.000 pemilih dan masuk ke sistem yang terlibat dengan pendaftaran pemilih.

Rosenstein mengatakan, dakwaan baru ini tidak mengandung tuduhan bahwa warga negara AS melakukan kejahatan atau bahwa ia mengubah jumlah suara terakhir atau hasil pemilihan.

Meski demikian, kementerian luar negeri Rusia mengatakan tidak ada bukti bahwa 12 orang itu terkait dengan GRU atau bagian lain dari intelijen militer.

Menurut kementerian itu, dakwaan itu dimaksudkan untuk merusak atmosfer sebelum pertemuan puncak antara Presiden Rusia Vladimir Putin dan Trump di ibukota Finlandia, Helsinki, Senin lalu. (Al Jazeera)

KEYWORD :

Rusia Amerika Serikat




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :