Sabtu, 27/04/2024 12:08 WIB

Sengketa Tarif Perdagangan, Rusia jadi Perbincangan Pertemuan G7

Trump meminta agar Rusia diterima kembali ke G7. Sayangnya, saran itu dengan segera dicekal oleh sekutu Eropanya, kecuali Italia.

Kelompok G7 (Foto: Twitter)

Kanada - Perbedaan atas sengketa tarif perdagangan dan ajakan untuk mengakui kembali Rusia sebagai anggota Kelompok Tujuh (G7 membayangi pertemuan puncak di Kanada yang dihadiri oleh para pemimpin dari tujuh negara terkaya di dunia.

Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump meninggalkan pertemuan G7 lebih awal dari para pemimpin lainnya untuk bertandang ke Singapura untuk pertemuan puncak dengan pemimpin Korea Utara Kim Jong-un pada 12 Juni.

Sebelum berangkat pada Sabtu, Trump menuduh negara-negara asing memperlakukan Gedung Putih seperti "celengan" dan mengatakan perdagangan bebas tarif akan menjadi "hal terakhir".

"Amerika Serikat dimanfaatkan selama beberapa dekade," kata Trump kepada wartawan pada hari kedua dan terakhir dari KTT di kota wisata Quebec, La Malbaie, dikutip dari Al Jazeera, Minggu (10/6)

Ia menegaskan kembali pandangannya bahwa Washington sudah dieksploitasi terlalu lama dengan kebijakan perdagangan yang ada. Ia mengaku menyalahkan pendahulunya, bukan pemimpin G7 atas kesepakatan yang tidak adil itu

"Bahkan, saya mengucapkan selamat kepada para pemimpin negara-negara lain karena begitu gusar mampu membuat kesepakatan perdagangan ini sangat baik untuk negara mereka," kata Trump, sementara bersikeras bahwa hubungannya dengan Eropa dan Kanada berjalan dengan baik.

Ia berjanji kana menyingkirkan apa yang digambarkannya sebagai tarif "konyol dan tidak dapat diterima" atas barang-barang AS.

"Ini akan berhenti. Atau kita akan berhenti berdagang dengan mereka. Dan itu adalah jawaban yang sangat menguntungkan, jika kita harus melakukannya," kata Trump.

"Kami seperti celengan yang dirampok semua orang - dan itu berakhir."

Kemudian dihari yang sama, Kanselir Jerman Angela Merkel mengakui perbedaan antara AS dan enam anggota G7 lainnya tetap ada. Namun ia berharap  pernyataan bersama perihal  perdagangan akan segera dikeluarkan pada akhir pertemuan dua hari.

"Bagi kami, penting bahwa kami memiliki komitmen untuk tata perdagangan berdasarkan aturan, bahwa kami terus berjuang melawan proteksionisme dan bahwa kami ingin mereformasi Organisasi Perdagangan Dunia," kata Merkel kepada wartawan.

"Ini bukan solusi rinci untuk masalah kami. Perbedaan pendapat belum diambil dari meja," sambugnya.

Pertemuan informal dari tujuh negara maju dihadiri setiap tahun oleh para pemimpin dari AS, Jerman, Jepang, Inggris, Perancis, Italia dan Kanada. Sebelum KTT G7 tahun ini dimulai, AS dan para peserta lainnya dihadapkan sejumlah isu.

Sebelum perjalanannya ke Kanada, Trump meminta agar Rusia diterima kembali ke G7. Sayangnya, saran itu dengan segera dicekal oleh sekutu Eropanya, kecuali Italia.

"Posisi Kanada benar-benar jelas. Bahwa tidak ada alasan apa pun untuk membawa Rusia dengan perilaku saat ini kembali ke G7," kata Menteri Luar Negeri Kanada Chrystia Freeland.

Hal itu diamini Perancis dan Jerman, dengan Kanselir Jerman Angela Merkel. Mereka  mengatakan Rusia tidak dapat diterima kembali hingga ia  membuat "kemajuan substansial" di Ukraina.

KEYWORD :

G7 Amerika Serikat Kanada Rusia




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :