Jum'at, 26/04/2024 12:25 WIB

AS Bilang, Korut Butuh Sanksi Berat

Administrasi Trump mengatakan pada Rabu (26/4) bahwa pihaknya mendorong Korea Utara (Korut) untuk membongkar program nuklir dan misilnya dengan mengetatkan sanksi ekonomi. Meski begitu, ia tetap membuka negoisasi jalur damai

Rudal jelajah ditembakkan dari kapal-kapal AS di Mediterania (Foto: GETTY)

Jakarta - Administrasi Trump mengatakan pada Rabu (26/4) bahwa pihaknya mendorong Korea Utara (Korut) untuk membongkar program nuklir dan misilnya dengan mengetatkan sanksi ekonomi. Meski begitu, ia tetap membuka negoisasi jalur damai

"Pendekatan Presiden bertujuan untuk menekan Korut untuk membongkar rudal nuklir, rudal balistik, dan proliferasi dengan mengetatkan sanksi ekonomi dan melakukan tindakan diplomatik dengan sekutu dan mitra regional kami," katanya

"Amerika Serikat (AS) menginginkan stabilitas dan denuklirisasi damai di semenanjung Korea. Kami tetap terbuka terhadap negosiasi menuju tujuan tersebut, namun tetap siap untuk membela diri dan sekutu kami," tambahnya

Sikap AS terhadap Korut tampaknya mengindikasikan adanya kesediaan menempu jalur damai, meski berulang kali mengatakan "semua opsi ada di atas meja," yang menyusul konferensi yang diadakan oleh Gedung Putih yang tidak biasanya untuk seluruh Senat.

Pernyataan dari Sekretaris Negara Rex Tillerson, Menteri Pertahanan Jim Mattis dan Direktur Intelijen Nasional Dan Coats mengatakan Korut adalah "ancaman keamanan nasional yang mendesak dan prioritas," katanya dilansir Reuters

Sementara pemerintah berulang kali mengatakan bahwa serangan militer tetap menjadi pilihan, meski para pejabat telah menekankan sanksi yang lebih keras mengingat risiko pembalasan besar-besaran Korut. Senator Demokrat Christopher Coons mengatakan kepada wartawan setelah Gedung Putih memberi penjelasan bahwa opsi militer menjadi pembahasan.

"Pertemuan itu adalah briefing yang serius dimana jelas betapa banyak pemikiran dan perencanaan yang sedang bersiap untuk mempersiapkan pilihan militer, jika diminta," kata Coons.

Tillerson akan memimpin sebuah pertemuan tingkat menteri Dewan Keamanan PBB pada Jumat (28/4) yang diperkirakan akan membahas langkah-langkah yang lebih keras. Sanksi itu mencakup embargo minyak, melarang perusahaan penerbangan Korut, mencegat kapal kargo dan memberi sanksi bank-bank asing China dan bank asing lainnya yang melakukan bisnis dengan Pyongyang. 

Meski begitu, langkah tersebut tetap memerlukan dukungan penuh dari China, tetangga Korea Utara.

China keberatan dengan pengembangan senjata Korut, dan telah meminta berulang kali untuk kembali ke perundingan internasional, namun pejabat AS mengatakan bahwa Washington tidak melihat adanya nilai kembali ke perundingan sampai Pyongyang menunjukkan bahwa hal tersebut serius mengenai denuklirisasi.

KEYWORD :

Nuklir Semenanjung Kore Amerika Serikat Korut




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :