Selasa, 07/05/2024 06:44 WIB

Vaksin Moderna Efektif 93 Persen Setelah 6 Bulan

Vaksin yang tahan lama dapat berarti penerima mungkin dapat menunggu lebih lama di antara suntikan jika mereka pada akhirnya membutuhkan booster atau bahkan mungkin tidak memerlukan dosis tambahan untuk mencegah COVID-19.

Vaksin Moderna dari Amerika yang menjadi vaksin booster bagi tenaga kesehatan. (Foto: Ist)

Jakarta, Jurnas.com - Moderna/" style="text-decoration:none;color:red;font-weight:bold">Moderna mengatakan vaksin COVID-19 mereka efektif sekitar 93 persen dalam empat hingga enam bulan setelah dosis kedua. Hal ini menunjukkan hampir tidak ada perubahan dari kemanjuran 94 persen yang dilaporkan dalam uji klinis aslinya.

Angka tersebut lebih baik dibandingkan dengan data yang dirilis Pfizer dan BioNTech minggu lalu, yang menyebtukan kemanjuran vaksin mereka berkurang sekitar 6 persen setiap dua bulan, menurun menjadi sekitar 84 persen enam bulan setelah suntikan kedua.

"Kami sangat senang bahwa kemanjuran vaksin COVID-19 kami stabil pada 93 persen dari empat hingga enam bulan," kata kepala eksekutif Moderna/" style="text-decoration:none;color:red;font-weight:bold">Moderna, Stéphane Bancel dalam sebuah pernyataan pada Kamis (5/8).

"Durasi yang kuat ini akan menguntungkan ratusan juta orang yang telah diberi dosis hingga saat ini dengan vaksin Moderna/" style="text-decoration:none;color:red;font-weight:bold">Moderna," sambung dia.

 Vaksin yang tahan lama dapat berarti penerima mungkin dapat menunggu lebih lama di antara suntikan jika mereka pada akhirnya membutuhkan booster atau bahkan mungkin tidak memerlukan dosis tambahan untuk mencegah COVID-19.

Otoritas kesehatan masyarakat di seluruh dunia yang bergulat dengan varian Delta yang sangat menular sedang memperdebatkan apakah dosis tambahan vaksin COVID-19 aman, efektif, dan perlu.

Pfizer berencana untuk mengajukan otorisasi untuk suntikan ketiga vaksinnya akhir bulan ini, dan beberapa negara seperti Israel  telah memulai atau berencana untuk segera mulai memberikan suntikan kepada orang yang lebih tua atau orang yang rentan.

Moderna/" style="text-decoration:none;color:red;font-weight:bold">Moderna mengatakan studi yang sedang berlangsung dari tiga kandidat booster yang berbeda menginduksi respons antibodi yang kuat terhadap varian penting yang menjadi perhatian. Ini termasuk varian Gamma, Beta dan Delta yang pertama kali diidentifikasi di Brasil, Afrika Selatan dan India. Dikatakan menetralkan tingkat antibodi setelah dorongan mendekati yang diamati setelah suntikan kedua vaksinnya.

Untuk tahun ini, Moderna/" style="text-decoration:none;color:red;font-weight:bold">Moderna telah menandatangani penjualan senilai US$20 miliar dan berharap dapat memproduksi antara 800 juta hingga 1 miliar dosis vaksin.

Perusahaan ini memiliki perjanjian sebesar US$12 miliar pada tahun 2022, dengan opsi lain sekitar US$8 miliar. Diharapkan dapat menghasilkan antara 2 dan 3 miliar dosis tahun depan.

Perusahaan belum mampu mengimbangi produksi saingan yang jauh lebih besar Pfizer, yang mengharapkan memproduksi sebanyak 3 miliar dosis vaksin tahun ini, dan mengharapkan penjualan tahun 2021 dari vaksin yang dikembangkannya dengan BioNTech mencapai US$33,5 miliar.

Vaksin Moderna/" style="text-decoration:none;color:red;font-weight:bold">Moderna diizinkan untuk penggunaan darurat pada orang dewasa di Amerika Serikat pada bulan Desember dan sejak itu telah diizinkan untuk penggunaan darurat atau bersyarat pada orang dewasa di lebih dari 50 negara.

Perusahaan memulai proses pengajuan persetujuan penuh dengan Badan Pengawas Obat dan Makanan AS pada bulan Juni dan berharap untuk menyelesaikan pengajuannya pada bulan Agustus. (Reuters)

KEYWORD :

Vaksin COVID-19 Moderna Moderna




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :