Sabtu, 27/04/2024 03:08 WIB

Mengenal Sejarah Destinasi Wisata Kaliurang

Pada masa kolonial dulu, Kaliurang menjadi tempat bertamasya bagi para keluarga Belanda, orang-orang Tionghoa, dan kaum ningrat Jawa.

Satu keluarga bertamasya di Obyek Wisata Kaliurang, Yogyakarta. (Foto: Ist)

Jakarta, Jurnas Com - Kaliurang adalah salah satu obyek wisata terkenal di Daerah istimewa Yogyakarta. ternyata objek wisata itu telah terkenal sejak lama. Pada masa kolonial dulu, Kaliurang menjadi tempat bertamasya bagi para keluarga Belanda, orang-orang Tionghoa, dan kaum ningrat Jawa.

Dilansir dari Liputan6.com, pembangunan Kaliurang sebagai kawasan wisata berawal dari kesulitan orang Belanda beradaptasi dengan cuaca tropis di Indonesia. Mereka kemudian membangun sebuah bukit stasiun yang mendukung mereka untuk udara segar di pegunungan. Oleh karena itu, mereka membangun Kaliurang sebagai salah satu station hill yang ada di Jawa.

Seiring waktu, Kaliurang tak hanya menjadi tempat liburan bagi keluarga Belanda, namun juga tempat pertemuan untuk menengahi pertemuan antara Indonesia dengan Belanda. Lalu seperti apa sejarah Kaliurang pada masanya dulu? Berikut selengkapnya:

Milik Pangeran Kraton

Pada awalnya, Kaliurang merupakan tanah milik Pangeran Puger, putra dari Sultan Hamengkubuwono II. Kawasan itu kemudian dikelola oleh Pangeran Adipati Mangkubumi. Di sana dia membangun pesanggrahan dan pemandian di Telaga Putri.

Pada tahun 1919, beberapa orang Belanda meminta izin pada Pemerintah Hindia Belanda untuk mendirikan tempat tetirah di Kaliurang. Hal inilah yang membuat jalan menuju ke tempat itu diperbaiki oleh Dienst Sultanaatweker pada tahun 1923.

Villa Bergaya Eropa

Seiring dengan perbaikannya jalan menuju Kaliurang, dibukalah layanan bus yang melayani rute Yogyakarta-Kaliurang. Pada saat itu, kawasan wisata tersebut memiliki banyak vila bergaya Eropa dengan bentuk yang khas. Ukuran vila itu biasanya mungil, dengan dindingnya yang dilapisi bebatuan sungai atau kayu.

Tak hanya itu, keunikan lainnya adalah cerobong asap di setiap bangunan-bangunan itu. Saat itu, villa-villa dibangun oleh kesultanan dan dirancang oleh biro arsitek Sitsen En Louzada.

Setelah jadi, pada bangsawan keraton kemudian menempati bangunan itu untuk singgah sementara. Namun ada pula villa yang disewakan untuk umum dan juga dijual pada orang Eropa dan Tionghoa yang kaya raya.

Jadi Kawasan Wisata

Pada tahun 1908, terdapat kebijakan dari Pemerintah Hindia Belanda untuk memajukan sektor pariwisata. Maka dibuatlah lembaga Voor Toeristen-Verkerker (VTV) yang bertujuan mengenalkan destinasi wisata yang eksotis kepada wisatawan mancanegara.

Maka dari itu, dibangunlah fasilitas seperti lapangan tenis, kolam renang, hotel, dan lain sebagainya di kawasan Kaliurang dengan keindahan alam dan segarnya udara di lereng Gunung Merapi.

Tak hanya itu, fasilitas penunjang juga dibangun seperti jaringan listrik, saluran pipa air bersih, telepon, dan layanan pos. Pada tahun 1938, pihak Kesultanan Yogyakarta meminta masukan dari arsitek dan ahli tata kota, Thomas Karsten, terkait penataan kawasan Kaliurang.

Jadi Tempat Berunding

Selain jadi kawasan wisata, pernah satu hari salah satu hotel di Kaliurang menjadi tempat berunding. Sebagai hotel pertama yang memiliki penerangan lampu listrik, Hotel Kalioerang dipilih menjadi tempat perundingan untuk menengahi pertemuan antara Indonesia dengan Belanda.

Perundingan itu terjadi pada tahun 1948 dan dikenal dengan nama Perundingan Kaliurang. Hingga kini, kawasan Kaliurang masih eksis sebagai salah satu tempat wisata terkenal di Daerah Istimewa Yogyakarta.

KEYWORD :

Kaliurang Yogyakarta Destinasi Wisata Kolonial Belanda




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :