Jum'at, 26/04/2024 18:18 WIB

Petani Milenial Mulai Terapkan Pemupukan Berimbang

Pemupukan berimbang adalah pemberian pupuk ke dalam tanah dengan jumlah dan jenis hara sesuai dengan tingkat kesuburan tanah dan kebutuhan tanaman untuk mencapai hasil yang optimal.

Alat Uji Tanah dari Balitbangtan. (Foto: Ist)

Jakarta, Jurnas.com – Kementerian Pertanian terus mendorong penggunaan pupuk berimbang bagi petani. Konsep pemupukan secara efektif, berimbang, dan efisien ini bisa meningkatkan produksi pertanian secara optimal. Beberapa petani milenial pun telah beralih ke penerapan pemupukan tersebut.

Kepala Balai Penelitian Tanah (Balittanah) Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan), Ladiyani Retno Widowati mengungkapkan, pemupukan berimbang adalah pemberian pupuk ke dalam tanah dengan jumlah dan jenis hara sesuai dengan tingkat kesuburan tanah dan kebutuhan tanaman untuk mencapai hasil yang optimal.

"Jadi kalau kita bicara pemupukan berimbang artinya terpenuhi semua hara secara proporsional. Kita harus melihat tanaman membutuhkan apa dan kita harus tahu ketersediaan hara pada tanah berapa. Tidak semua hara harus ditambahkan, tambahkan yang kurang dan dibutuhkan. Lalu adanya kombinasi pupuk anorganik dengan pupuk organik, pupuk hayati, untuk mendapatkan produksi optimal," kata Ladiyani pada acara Live in Action Agriculture Teknologi Pertanian yang digelar secara daring pada Kamis (20/5/).

Beberapa petani milenial telah menerapkan konsep pemupukan berimbang. Salah satunya Pridiana Oskandar, seorang dokter gigi yang juga menekuni budi daya padi di Majalengka, Jawa Barat.

Awalnya Pridiana melihat adanya pelandaian produksi pada lahan keluarganya yang seluas 1,5 hektare, sementara biaya tenaga kerja mengalami peningkatan. Gagasan untuk budi daya dengan pemupukan berimbang pun menjadi pilihan Pridiana.

"Masalah utama lahan sawah kami adanya pelandaian produksi padi, rata-rata 4-5 ton per hektare, enggak ada peningkatan sejak tahun 1990-an. Saya berpikir agar penggunaan pupuk anorganik bisa dikurangi setengahnya atau bahkan tidak digunakan sama sekali. Lalu saya disarankan menggunakan biokompos. Alhamdulillah setelah 4-5 musim saya pakai itu, sekarang ada peningkatan 15-20 persen untuk hasil panen," kata Pridiana.

Selain Pridiana, Duta Petani Milenial Sandi Octa Susila juga mulai menyadari pentingnya penggunaan pupuk berimbang. Produk hortikultura yang dikembangkan Sandi pada Mitra Tani Parahyangan berbasis pada penggunaan pestisida seminimal mungkin dan prinsip ecoprofit.

"Kita mulai aware (sadar) dengan pupuk yang berimbang karena saat ini konsumen bukan hanya berpikir pada kualitas, siapa yang menjual, tetapi pada kesehatannya juga. Kita juga lebih menyadari pupuk yang mengarah ke pupuk organik, pestisida hayati, dan lain sebagainya," ujar Sandi.

Lebih lanjut, terdapat beberapa prinsip yang harus dipenuhi dalam pemumpukan berimbang, mulai dari tepat dosis, tepat waktu, tepat cara, dan tepat jenis. Pemupukan berimbang tersebut dapat memberikan manfaat mulai dari meningkatkan produktivitas dan mutu hasil tanaman, meningkatkan efisiensi pemupukan, meningkatkan kesuburan tanah, menghindari pencemaran lingkungan, dan hasil optimum yang bisa membuat petani untung. Hal ini sejalan dengan harapan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo untuk peningkatan produktivitas pertanian di Indonesia.

“Kalau petani menggunakan pupuk berimbang maka produktivitas dan daya saing pertanian akan bisa dipertahankan. Produktivitas pertanian akan seiring dengan pemupukan berimbang,” ucap Syahrul Yasin Limpo dalam kesempatan yang berbeda.

Ladiyani Retno juga memaparkan cara penentuan rekomendasi pemupukan yang tepat dan efisien. Untuk mengetahui tingkat kesuburan tanah bisa dilakukan dengan beberapa cara antara lain melihat peta status hara tanah, mengukur hara dengan perangkat uji tanah, menggunakan kalender tanam, atau membuat petak omisi.

Kepala Balitbangtan, Fadjry Djufry mengatakan bahwa Litbang Kementan telah mengembangkan perangkat dan alat bantu terkait rekomendasi pemupukan. Dalam menetapkan pemupukan yang mudah, cepat, dan tepat, Balitbangtan punya suatu sistem penentu, cara, atau kits.

"Untuk perangkat lunak ada aplikasi Decision Support System (DSS) seperti PKDSS, Sipapukdi, PHSL, Katam terpadu. Untuk perangkat uji seperti Perangkat Uji Tanah Sawah (PUTS), Perangkat Uji Tanah Kering (PUTK), Perangkat Uji Tanah Rawa (PUTR), soil sensor, dan lainnya,” ucap Fadjry.

Karena itu, pemupukan berimbang perlu dipahami dan diimplementasi para stakeholder pertanian secara menyeluruh, karena pemupukan berimbang dapat membantu efisiensi pupuk, meningkatkan produksi dan mutu produk, serta menjaga kelestarian lingkungan pertanian.

KEYWORD :

Pemupukan Berimbang Ladiyani Retno Widowati Balittanah Balitbangtan




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :