Senin, 06/05/2024 20:25 WIB

Jaga Produksi Pertanian, Kementan Dorong Petani Terapkan Pemupukan Organik

Jaga Produksi Pertanian, Kementan Dorong Petani Terapkan Pemupukan Organik

Kepada Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursymasi cara MSPP yang bertemakan Kebijakan Pupuk dan Pemupukan Nasional, Jakarta (4/11).

JAKARTA, Jurnas.com - Kementerian Pertanian (Kementan) terus menyosialisasikan kepada para petani dan penyuluh terkait pemupukan berimbang, penggunaan pupuk organak, penggunaan pupuk hayati untuk tetap menjaga meningkatkan produksi pertanian.

Menteri Pertanian (Mentan), Syarhul Yasin Limpo mengajak petani di seluruh Indonesia untuk meningkatkan penggunaan pupuk organik yang bisa diolah sendiri. Hal itu dilakukan untuk menutupi jumlah ketersediaan pupuk subsidi yang saat ini sangat terbatas.

"Pupuk ini memang bukan langka tapi kurang. Oleh karena itu, kami harus bekerja lebih dan semakin berinovasi. Jadi, kami harus cepat dan cermat terhadap berbagai masalah," kata Mentan Syahrul.

Sementara itu, Kepada Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursymasi mengatakan, strategi menghadapi pupuk mahal adalah pemupukan berimbang, penggunaan pupuk organik, penggunaan pupuk hayati, dan pembenah tanah.

"Pupuk sekarang harganya mahal. Oleh karena itu, gunakan pupuk seperlunya saja. Penggunaan pupuk berlebih itu berarti kita buang-buang duit. Kita juga bisa merusak lingkungan," kata Dedi pada acara MSPP yang bertemakan "Kebijakan Pupuk dan Pemupukan Nasional", Jakarta (4/11).

Pemupukan berimbang adalah pemberian pupuk yang sesuai dengan kebutuhan tanaman dan kesuburan tanaman agar terjadi keseimbangan hara di dalam tanah, sehingga tercapai kondusif untuk pertumbuhan tanaman.

"Jadi pemupukan berimbang itu bukan permintaan petani, bukan permintaan penyuluh, bahkan bukan permintaan Kepala BPPSDMP. Kenapa? karena tanah kita sudah menyediakan pupuk," kata Dedi.

Dedi menjelaskan, di dalam pemupukan berimbang ada 5 tepat yang harus diperhatikan oleh para petani. Pertama, Tepat Jenis yakni pemupukan harus tepat dalam menentukan jenis pupuk yang dibutuhkan tanaman.

Kedua, Tepat Dosis yakni pemupukan harus sesuai dengan status hara tanah, kebutuhan tanaman, dan target hasil yang diinginkan. Ketiga, Tepat Waktu yakni pemberian pupuk disesuaikan kapan tanaman tersebut membutuhkan asupan lebih unsur hara dalam jumlah banyak.

Keempat, Tepat Bentuk, maksudnya bentuk pupuk seusia dengan kondisi tanah dan kebutuhan tanaman. Terakhir, Tepat Cara yakni pada saat pemupukan caranya harus benar.

Sebelum melakukan pemupukan berimbang, kata Dedi, penting untuk menyehatkan tanah terlebih dahulu. "Kalau tanah masam berarti harus disehatakan dulu, pH-nya ditingkatkan dulu. Kalau pH meningkat ketersediaan hara kondusif untuk tanaman. Kalau pH meningkat mikroba tumbuhannya akan baik," kata Dedi.

Jika pH-nya terlalu tinggi, sambung Dedi, gunAkan pupuk ZA karena di dalamnya ada sulfat yang bisa menurunkan pH tanah, di saat yang sama bisa menyediakan unsur hara. Di samping itu, gunakan pupuk kompos atau pupuk hayati untuk menetralkan tanah.

"Bila tanahnya berwarna terang pasti c-organik rendah. Kalau c-organiknya rendah pasti tanahnya tandus, tanahya keras. Makanya tambahkan dulu pupuk kandang, pupuk organik, dan pupuk hayati agar kondisi tanahnya baik," kata Dedi.

"Bila tanahnya tercemar logam berat atau residu pestisida bersihkan dulu cemaran itu dengan biochar alias arang, kompos, pupuk hayati untuk memecah pencemar-pencemar di dalam tanah," sambungnya.

Terakhir Dedi menegaskan, manfaat pemupukan berimbang adalah meningkatna produktivitas dan mutu hasil tanaman, meningkatkan efisiensi, meningkatkan kesuburan tanah, menghidarai penecemaran lingkungan.

KEYWORD :

Pemupukan Berimbang Dedi Nursyamsi Pupuk Kimia Dedi Nursyamsi Syahrul Yasin Limpo




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :