Jum'at, 26/04/2024 08:01 WIB

BMKG Perlu Aplikasi Cuaca dan Lokasi Tangkapan Ikan Nelayan

14 persen dari total angkatan kerja Indonesia saat ini, hidupnya bergantung pada laut. 

Megawati Soekarnoputri membuka Sekolah Lapang hasil kerjasama BMKG dan Baguna

Jakarta, Jurnas.com - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) diminta membuat sebuah aplikasi real time khusus berisi informasi cuaca dan data lainnya demi membantu nelayan menangkap ikan.

"Kami harap nelayan bisa dibantu BMKG, bagaimana informasi cuaca, iklim, dengan kondisi sosiografi itu, untuk bisa kita buat aplikasi digital secara real time," ujar Ketua DPP PDI Perjuangan (PDIP) bidang Kelautan dan Perikanan, Rokhmin Dahuri, dalam pembukaan Sekolah Lapang BMKG, yang dilaksanakan secara virtual, Senin (14/9/2020).

Aplikasi itu, lanjut Rokhmin, dapat dipakai untuk membantu nelayan untuk bisa menentukan lokasi penangkapan ikan, cuaca dan iklim.

Sekolah Lapang sendiri dibuka oleh Presiden RI Kelima yang juga Ketua Umum DPP PDIP Megawati Soekarnoputri, diwakili oleh Sekjen Hasto Kristiyanto, yang hadir bersama Wasekjen Sadarestuwati.

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati memimpin jajarannya yang hadir dari seluruh provinsi di Indonesia di acara hasil kerjasama BMKG dengan Badan Penanggulangan Bencana (Baguna) PDIP.

Pernyataan Rokhmin itu sejalan dengan seruan Megawati yang disampaikan Hasto di acara tersebut. Megawati Soekarnoputri juga meminta BMKG terus memperbaharui dan memperbaiki distribusi peta rawan bencana serta informasi cuaca. Khususnya untuk kepentingan petani, nelayan, maupun kepentingan mitigasi aspek mitigasi kebencanaan nasional.

Rokhmin yang lahir di Cirebon dan anak seorang nelayan, menjelaskan 14 persen dari total angkatan kerja Indonesia saat ini, hidupnya bergantung pada laut. Secara total, ada 72 juta orang yang hidupnya terkait sektor tersebut.

Namun, sebagian besar berjalan secara tradisional. Sehingga informasi cuaca masih mengandalkan cara-cara lama. Menurut dia, disinilah peran BMKG sehingga masyarakat Indonesia terkait bisa meningkatkan kualitas produktivitasnya.

Menurut Rokhmin, sebagai negara kepulauan terbesar dengan limpahan kelautan yang luas, Indonesia berpotensi besar meningkatkan pendapatan ekonomi nasional dan kerakyataan. Berdasarkan estimasi pihaknya, kalau kelautan bisa dikelola secara profesional, berbasis sains, dan etos kerja yang baik, akan menyerap hingga 45 juta orang pekerja baru.

"Itupun dengan angka itu, kita tercatat baru memanfaatkan 20 persen potensi kelautan kita," imbuh Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan RI tersebut.

Pada kesempatan itu, Rokhmin juga bercerita bahwa di era Pemerintahan Presiden Megawati, Pemerintah pernah melaksanakan program Gerakan Pembangunan (Gerbang) Mina Bahari.

Tujuannya, lanjut Rokhmin, adalah membangun industri maritim Indonesia dari hulu hingga hilir. Jadi suatu pelabuhan perikanan bukan hanya untuk berlabuh, tetapi memiliki industri hilirnya hingga permukiman terintegrasi. "Sayangnya ini tidak diteruskan," katanya.

"PDI Perjuangan ingin Pemerintah ke depan mendirikan atau mendorong usaha kelautan yang core businessnya dua. Yakni menyiapkan sarana produksi dan membeli setelah memproses hasil tangkapan nelayan," pungkas Rokhmin.

KEYWORD :

Rokhmin Dahuri Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Baguna Nelayan




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :