Sabtu, 27/04/2024 05:38 WIB

Sukseskan Kostratani, Penyuluh dan KWT Jawai Optimalkan Pekarangan Rumah

Salah satu cara mewujudkan program Kostratani ialah melalui pemanfaatan lahan pekarangan ini harus menjadi bisa diikuti oleh petani lainnya.

Kelompok Wanita Tani (KWT) di Kecamatan Jawai, Sambas, Kalimantan Barat, memanfaatkan lahan pekarangan untuk meningkatkan pemenuhan gizi masyarakat sekaligus menjaga ketahanan pangan.

Sambas, Jurnas.com - Penyuluh pertanian dan Kelompok Wanita Tani (KWT) di Kecamatan Jawai, Sambas, Kalimantan Barat, memanfaatkan lahan pekarangan untuk meningkatkan pemenuhan gizi masyarakat sekaligus menjaga ketahanan pangan.

Koordinator Penyuluh Pertanian Kecamatan Jawai, Darma Irawan, mengatakan dengan memanfaatkan setiap lahan pekarangan yang ada, para wanita tani dapat menanam tanaman jenis obat-obatan dan sayuran.

Tanaman yang ditanam adalah dari jenis rempah rumah tangga seperti jahe, kunyit, temulawak, lengkuas, serai, sedangkan sayuran yang ditanam adalah cabe rawit, bayam, kangkung, kacang panjang, gambas, sawi dll. Selain itu, petani juga menanam ubi jalar, ubi kayu dan talas.

"Optimalisasi pekarangan rumah ini tentu akan menjaga kecukupan pangan keluarga yang artinya sama dengan menjaga pangan nasional. Sayuran tidak perlu lagi membeli karena sudah tersedia dan kapan saja bisa dipetik," ujar Darma.

"Jelas lebih segar dan yang pasti aman untuk dikonsumsi karna tanpa penggunaan bahan kimia. Sehingga asupan gizi yang masuk kedalam tubuh juga baik dan bisa membuat imunitas tubuh menjadi kuat," sambungnya.

Lebih lanjut, Darma mengatakan, salah satu cara mewujudkan program Kostratani ialah melalui pemanfaatan lahan pekarangan ini harus menjadi bisa diikuti oleh petani lainnya.

Harus diperhitungkan dengan bijak oleh keluarga tani agar bisa berproduksi dan bisa menambah penghasilan. Sehingga setiap jengkal tanah harus ditanam tanaman yang bisa berproduksi dengan cepat. Jenisnya pun harus bermacam-macam agar kecukupan gizi bisa beragam.

"Setiap pelaku pertanian baik antara penyuluh dan petani harus mewujudkan ketahanan pangan keluarga. Sehingga, kerawanan pangan bisa di minimalisir sedini mungkin," ujar Darma.

"Apalagi yang mereka tanam ini adalah sumber pangan lokal pengganti nasi, seperti keladi, ubi jalar dan singkong seperti yang telah dicanangkan oleh Menteri Pertanian yaitu Gerakan Diversifikasi Pangan serentak secara nasional pada 19 Agustus 2020," sambungnya.

Anggota kelompok tani Serai Wangi II Desa Sentebang Kecamatan Jawai, Pauziah mengaku sangat senang bisa menanam dan memanen sayuran dari pekarangan rumahnya. Bersama beberapa anggota lainnya mereka memang sudah lama memanfaatkan pekarangan rumah untuk menambah penghasilan keluarga.

"Paling tidak kami tak perlu mengeluarkan biaya untuk sekedar memakan sayur segar yang sehat dan memasak lauk-pauk, karna sudah tersedia dipekarangan rumah masing-masing. Bahkan ubi jalar yang kita panen bisa dijual sebagai makanan pengganti nasi yang sehat. Dengan demikian uangnya bisa dimanfaatkan untuk kebutuhan lainnya," Pauziah.

Di tempat lain, Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo mengatakan upaya membangun ketahan pangan tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah. Pemerintah, peneliti, praktisi, pakar pertanian, insan pertanian, penyuluh dan petani harus bersinergi.

"Kita harus memastikan bahwa pertanian tidak boleh terhenti didalam memenuhi kebutuhan pangan 267 juta jiwa penduduk di Indonesia. Bekerjalah dengan semangat mewujudkan kemandirian pangan, saatnya kita menjadi pahlawan bagi bangsa Indonesia," ujar Syahrul.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementan, Dedi Nursyamsi, mengatakan penyuluh dan petani bekerja dalam mempertahankan ketersediaan pangan didaerah. Mereka adalah pahlawan pangan di tengah pandemi COVID-19.

"Untuk mendukung program Kostratani, petani harus terus didorong agar dapat melakukan hilirisasi kegiatan usaha taninya baik secara onfarm maupun outfarm. Pertanian merupakan garda terdepan dalam pencegahan infeksi Covid-19 ini," tegas Dedi.

KEYWORD :

Kalimantan Barat Syahrul Yasin Limpo Penyuluh Pertanian




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :