Perdana Menteri Pakistan, Imran Khan (Foto: Shakil Adil/Reuters)
Islamabad - Perdana Menteri Pakistan, Imran Khan mengatakan, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump perlu berkaca pada sejarah. Itu disampaikan setelah Paman Sam menuduh Islamabad setengah hati melawan teror yang dipimping Washington.
Melalui akun Twitternya, Selasa (20/11), Khan mencatat beberapa poin dimana Pakistan membantu AS. Bukan hanya itu, ia menunjukkan dampak kerugian di Islamabad akibat perang tersebut.
"Catatan ini perlu ditunjukan langsung untuk meluruskan omongan tuan Trump terhadap Pakistan," kata Khan dilansir Al Jazeera.
Menangi Pilpres Turki, Fahri Hamzah Ingin Presiden Indonesia Terpilih di 2024 Mirip Erdogan
Pernyataan Khan itu disampaikan, setelah Trump keukeuh akan memangkas ratusan juta dolar untuk bantuan militer ke Pakistan. Pasangan Melania itu mengatakan, Islamabad menerima bantuan, sementara mengizinkan mantan pemimpin al-Qaeda Osama bin Laden bersembunyi di negara Asia Selatan.
Pernyataan itu pun langsung ditanggapi Khan, mengingat banyaknya nyawa warga Pakistan yang melayang selama perang melawan teror, sebelum akhirnya meminta AS bertanggung jawab atas kekuatan yang berkelanjutan dari Taliban di Afghanistan.
MER-C: Hari Nakba Harus Jadi Jadi Libur Nasional
"Dibutuhkan rekor untuk meluruskan omelan Trump: 1. Pakistan tidak pernah terlibat dalam 9/11, melainkan ambil bagian dalam perang AS melawan teror. 2. Pakistan kehilangan 75.000 orang dalam perang ini & lebih dari USD123 miliar kehilangan ekonomi. Bantuan AS hanya USD20 miliar, sangat kecil," kata Khan.
Khan mengatakan, Gedung Putih telah menjadikan Pakistan sebagai "kambing hitam" atas kegagalannya di Afghanistan, di mana Taliban lebih kuat dari titik mana pun sejak invasi pimpinan AS tahun 2001.
"Bisakah Tuan Trump menyebut sekutu lain yang memberi pengorbanan seperti itu?" tegasnya.
KEYWORD :Perang Melawan Teror Amerika Serikat Afganistan