Kamis, 02/05/2024 16:43 WIB

Ragam Kain Pesisir Menjelma Modest Fashion Modern

IMFW merupakan perayaan identitas etnis dan budaya pesisir mulai dari kain pesisir Sumatra dengan tenun Aceh hingga kain tenun NTB.

Anna Maria pecinta Wastra Nusantara (Foto: Ecka Pramita)

Jakarta - Apa yang menarik dari gelaran Indonesia Modest Fashion Week (IMFW) 2018? IMFW mengangkat eksotisme warisan budaya pesisir Indonesia.

Menggali nilai budaya pesisir Indonesia bukan hanya menjadi tugas sejarahwan atau arkeolog, namun seorang fashion designer yang memiliki cita rasa tinggi, tentu akan jatuh cinta dengan keberagaman budaya dan etnik pesisir Nusantara.

Bagi desainer busana modest, nuansa etnik tidak sekadar menjadi warna identitas Indonesia tapi juga wujud apresisasi warisan nusantara.

Desainer tenun dan songket Anna Maria mengatakan IMFW merupakan perayaan identitas etnis dan budaya pesisir mulai dari kain pesisir Sumatra dengan tenun Aceh hingga kain tenun NTB. Tak heran jika IMFW nantinya akan sarat makna filosofis kain pesisir.

“Saya memakai batik Betawi yang saya desain dan jahit sendiri, mempertahankan nilai budaya, nilai filosofis dan otensitasnya sedari dulu hingga kini,” kata Anna Maria.   

Perjalanan busana modest berawal dari kelahiran kain songket, kemudian disusul tenun dan batik. Memasuki peradaban Islam, masyarakat Muslim masih menggunakan alat-alat tradisional membuat kain, sehingga belum begitu berkembang.

Sementara untuk batik dengan motif tertentu, masih dianggap sakral, tidak bisa menggunakannya sebagai busana keseharian.

Ada motif batik yang hanya boleh dipakai pada acara perkawinan dan upacara kematian. Pun, songket dan tenun yang masih dipengaruhi motif yang telah menjadi pakem untuk tujuan ritual tertentu.

Meski demikian, bukan menjadi halangan bagi para kreator modest fashion untuk menciptakan tren modest ke pentas global.  

KEYWORD :

Kain Pesisir Anna Maria Modest Fashion




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :