Sabtu, 27/04/2024 09:00 WIB

Akselerasi Pembangunan Desa, Kemendes Gandeng IPB

Siapa yang bisa memegang sektor pertanian dengan bisnis model yang benar maka pada 2050 dia yang akan menguasai.

Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Eko Putro Sandjojo Kuliah Umum di IPB (Foto:Humasmendes)

Bogor - Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) berkolaborasi dengan Institut Pertanian Bogor (IPB) untuk mengembangkan Village Life 4.0. Program tersebut akan bersinergi dengan Akademi Desa 4.0 sebagai upaya mengakselerasi pembangunan di pedesaan.

"Kemiskinan ada di desa-desa. Sebanyak 80 persen penduduk desa hidup di sektor pertanian. IPB sekolah terbaik untuk pertanian dan berkontribusi di sektor pertanian di desa-desa. Siapa yang bisa memegang sektor pertanian dengan bisnis model yang benar maka pada 2050 dia yang akan menguasai," ujar Menteri Desa (Mendes) Eko Putro Sandjojo, dalam Kuliah Umum dengan tema `Penguatan Kolaborasi Pemerintah - Universitas - Swasta dalam Membangun Desa`, di Graha Widya Wisuda IPB, Bogor, Rabu (18/4).

Program Village 4.0 merupakan inisiasi IPB. Program tersebut akan berfungsi sebagai pusat informasi dan konsultasi bagi para petani dan peternak. Menteri Eko pun meyakini program tersebut akan selaras dengan Akademi Desa 4.0 yang sedang dikembangkan oleh Kemendes PDTT dan akan diluncurkan pada Mei mendatang.

"Untuk meningkatkan kapasitas pemberdayaan sumber daya manusia di desa, juga akan ada Akademi Desa 4.0. Disitu akan ada pelatihan melalui Youtube, kanal TV pedesaan, dan akan ada sertifikasi dari badan yang kompeten. IPB juga bisa memberikan sertifikasi. Jadi jangan melihat desa sebagai problem tapi sebagai peluang," terangnya.

Bentuk kolaborasi yang bisa dilakukan, ujar Menteri Eko, salah satunya yakni IPB dapat memberikan modul kewirausahaan agar masyarakat desa bisa memaksimalkan potensi yang ada di desanya. Dirinya pun berharap kolaborasi ini dapat mengakselerasi pertumbuhan ekonomi di pedesaan.

"Banyak yang bisa dilakukan IPB untuk membangun desa dengan visi misi yang disampaikan Pak Rektor, salah satunya melalui program Village Life 4.0 tadi. Bisa dimulai dari desa-desa yang dekat dengan IPB," lanjutnya.

Rektor IPB, Arif Satria mengungkapkan, tantangan pendidikan yang akan dihadapi ke depan akan masuk era disrupsi. Senada dengan Menteri Eko, dirinya pun menegaskan perlunya akselerasi untuk bisa bertahan dan menjadi yang terbaik.

"Dengan keadaan seperti itu, perlu adanya sinergi antara perguruan tinggi, pemerintah, dan pihak swasta. Kami memiliki program Village life 4.0 yang sejalan dengan program Kemendes PDTT," ujarnya.

Arif menambahkan, salah satu bentuk dari program Village Life 4.0 adalah Tani Center. Sebagai pusat informasi dan konsultasi, model tersebut merupakan sebagian bentuk pengawalan transformasi pertanian dengan sinergi kementerian dan lembaga.

"Langkah ini merupakan pilar pembangunan. Kolaborasi dan inovasi sangat penting di era disrupsi," sambungnya.

Pada kesempatan yang sama, turut ditandatangani Nota Kesepahaman Besama atau Memorandum of Understanding (MoU) antara Kemendes PDTT dan IPB. Kesepakatan tersebut meliputi kerjasama tentang Pendidikan, Penelitian, dan Pengabdian Masyarakat di Desa, Daerah Tertinggal, Daerah Tertentu dan Kawasan Transmigrasi.

Berbagai bentuk kerjasama telah dilakukan, diantaranya penyusunan profil potensi sumber daya perbatasan, penyelenggaraan rekrutmen tenaga pendamping profesional tahun 2016, fasilitasi pengembangan penerapan teknologi dalam rangka pemanfaatan komoditas unggulan di daerah tertinggal, dan membuat pedoman penyusunan penetapan kawasan perdesaan.

KEYWORD :

Info Kemendes Eko Putro Sandjojo IPB




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :