Sabtu, 27/04/2024 18:21 WIB

INTERNASIONAL

China Tidak Lagi Terima Sampah Asing

China telah mengumumkan pada organisasi perdagangan dunia atua World Trade Organization (WTO) bahwa pihaknya akan berhenti menerima sampah dari negara lain

Petugas memeriksa limbah impor di Qingdao Provinsi Shindong (Foto: Reuters)

Genewa - China telah mengumumkan pada organisasi perdagangan dunia atua World Trade Organization (WTO) bahwa pihaknya akan berhenti menerima sampah seperti limbah plastik dan kertas sebagai bagian dari kampanye melawan "sampah asing".

Larangan impor, yang akan mulai diberlakukan pada akhir tahun 2017 ini, juga akan mencakup limbah pembuatan baja, dan berbagau jenis limbah wol, abu, katun, dan benang.

"Kami menemukan bahwa sejumlah besar limha kotor atau bahkan limbah berbahaya, dicampur dalam limbah padat, yang dapat digunakan sebagai bahan baku. Hal ini tentunya sangat mencemari lingkungan China," ujar perwakilan China untuk WTO.

"Untuk melindungi kepentingan lingkungan dan kesehatan masyarakat China, kami akan segera mengatur daftar limbah impor, dan melarang impor limbah padat yang tercemar."

china adalah importir utama limbah. Tahun lalu saja, negara tirai bambu ini mengimpor 7,3 juta ton limbah plastik senilai $3,7 miliar, menyumbang 56 persen impor dunia.

Selain Hong Kong, dua negara pengimpor limbah plastik terbesar itu adalah Jepang dan Amerika Serikat, yang masing-maisng menyumbang sekitar 10 persen, dari total jumlah keseluruhan.

Dua negara tersebut juga menjadi sumber utama limbah kertas yang masuk ke China setiap tahunnya, hampir setengan dari $1 miliar bisnis dilakukan diantara mereka.

Perkembangan industri China yang cepat, telah membuatnya berjuang untuk mengatur pembuangan limbah, yang menyebabkan saluran air dan kota-kota yang diselimuti kabut asap yang beracun.

Kementrian Lingkungan Hidup China menegaskan pada Senin (17/07), bahwa China rencananya akan melakukan survei sumber pencemaran nasional, dan telah mendesak pemerintah daerah agat mempercepat penyelesaian penyelidikan lokal sampai akhri Juli.

KEYWORD :

China WTO Limbah




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :