Sabtu, 27/04/2024 02:19 WIB

Pengaruh Inggris Memudar Setelah Keluar Uni Eropa?

Juncker mengatakan keputusan Inggris untuk keluar adalah

Brexit

Florence - Ketua Komisi Eropa Jean-Claude Juncker menyindir Inggris dengan mengatakan lebih suka memberikan pidato dalam bahasa Prancis karena bahasa Inggris telah menjadi kurang signifikan. Pernyataan yang mengisyaratkan ada sedikit ketegangan antara Brussels dan Inggris menjelang pembukaan perundingan resmi pengunduran diri Inggris dari blok 28 negara itu.

"Perlahan tapi pasti bahasa Inggris kalah penting di Eropa," kata Juncker pada sebuah konferensi di kota Florence, Italia, yang menuai tawa dan tepuk tangan dari para hadirin pejabat Uni Eropa, pemimpin lokal dan mahasiswa Italia Jumat (5/5).

Juncker dapat berbicara sejumlah bahasa Eropa dengan lancar tapi rutin menggunakan bahasa Inggris di pertemuan internasional. Dia juga mengatakan bahwa ia ingin berbicara bahasa Prancis agar lebih dipahami di Prancis menjelang putaran final pemilihan presiden pada Minggu.

Juncker mengatakan keputusan Inggris untuk keluar adalah "sebuah tragedi". "Kami akan bernegosiasi dengan teman-teman Inggris kami dengan adil, tapi jangan lupa bahwa Uni Eropa tidak meninggalkan Inggris. Ini adalah sebaliknya. Dan itu akan membuat perbedaan di tahun-tahun mendatang," tuturnya.

Perdana Menteri Inggris Theresa May belum lama ini menuduh para politisi dan pejabat Eropa berusaha untuk mempengaruhi hasil pemilihan nasional 8 Juni di Inggris dengan mengeluarkan ancaman terhadap Brexit. Sebuah surat kabar Jerman pada akhir pekan membuat laporan yang memberatkan terkait makan malam minggu lalu antara May dan Juncker, dengan melaporkan bahwa Juncker telah mengatakan pada May bahwa Brexit tidak akan sukses.

Sementara itu Presiden parlemen Eropa, Antonio Tajani mengatakan, tidak ada yang mencoba merendahkan May, yang mengatakan bahwa dia menyelenggarakan pemilihan cepat untuk memperkuatnya dalam negosiasi Brexit. "Tidak ada yang mau ikut campur dalam pemilihan Inggris, kami senang bahwa pada awal proses ini akan ada pemerintah yang stabil dengan mandat untuk menyelesaikan masalah ini, " kata Tajani, dalam konferensi di Florence itu.

Tajani mengatakan bahwa perhatian utamanya adalah melihat hak sekitar tiga juta warga Uni Eropa yang tinggal di Inggris terjaga.

Juncker sendiri mengakui bahwa Uni Eropa memiliki "kelemahan" dan sebagian dipersalahkan atas keputusan Inggris untuk meninggalkan blok itu tapi dia mengatakan keberhasilan blok tersebut, termasuk membantu menjaga kedamaian antar bangsa, sering diabaikan. Ant/Reuters

KEYWORD :

Uni Eropa Inggris Brexit




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :