Sabtu, 11/05/2024 13:55 WIB

Bedah Buku Hitam Prabowo di Padang Diwarnai Tengkar Argumen

Sekelompok pemuda diduga penyusup, memprotes agar kegiatan bedah buku tersebut diberhentikan.

Kegiatan bedah Buku Hitam Prabowo; Sejarah Kelam Reformasi 1998. Foto: Istimewa.

Jurnas.com , Sejumlah elemen masyarakat hingga aktivis mahasiswa menggelar bedah Buku Hitam Prabowo Subianto: Catatan Kelam Reformasi 98 dan Masa Depan Demokrasi Indonesia di Kompleks Universitas Negeri Padang, Kota Padang, Sumatera Barat, Senin (22/01/2024).

Tidak seperti biasanya, kegiatan bedah buku ini tak berjalan mulus. Sekelompok pemuda diduga penyusup, memprotes agar kegiatan bedah buku tersebut diberhentikan.

Mereka menuding kegiata tersebut bagian dari kampanye terselubung. Mereka juga menuduh itu adalah kampanye hitam untuk menjatuhkan pasangan calon presiden dan wakil presiden tertentu.

Penulis Buku Hitam Prabowo Subianto, Azwar Furgudyama menantang beradu argumen dan pandangan kepada sekelompok pemuda yang memprotes tersebut.

"Saya menantang untuk pihak-pihak yang merasa dirugikan dari buku ini, agar membantah sejumlah data dan fakta terhadap keterlibatan Prabowo pada penculikan aktivis 98 dan dalang dibalik kerusahan Mei 98 di era orde baru," kata Azwar.

Meskipun diprotes, namun panitia penyelenggara tetap melangsungkan kegiatan bedah buku tersebut hingga selesai. Azwar menilai, kegiatan ini bertujuan untuk memberitahukan kepada masyarakat untuk melihat rekam jejaknya calon presiden yang akan dipilih.

"Jadilah intelektual yang berpihak pada kepentingan rakyat dengan memegang idealisme yang nafas gerakan. Bukan menjadi intelektual tukang bangunan untuk memuaskan syahwat kepentingan segelintir elit yang mencederai demokrasi dan punya rekam jejak kemanusian di masa lalu," kata Azwar.

Menurut Azwar, buku itu bukan untuk melakukan kampanye hitam. Tapi, kata dia, ini merupakan fakta sejarah yang belum terungkap dan diselesaikan.

Sementara itu, perwakilan dari Perhimpunan Bantuan Hukum dan HAM Sumatera Barat (PBHI), Sarah Azmi menjelaskan jika pihaknya sangat konsen pada isu HAM.

Menurut Sarah, banyak kasus pelanggaran HAM di Sumatera Barat yang dipicu oleh Proyek Strategis Nasional (PSN) dengan tidak mempertimbangkan kemanusian dan HAM.

"Kami mengajak kepada generasi muda agar sama-sama mengawal kasus pelanggaran HAM Berat Masa lalu dan pelanggaran HAM pada hari ini," jelas Sara.

Sementara itu, Pengamat Politik dan Kebijakan Publik, Muhammad Jamil menjelaskan, akhir-akhir ini harus diakui ketakutan itu terjadi juga di kalangan akademis.

"Negara yang menganut sistem demokrasi semestinnya tidak takut dalam berpendapat. Karena demokrasi tidak mengenal ancaman dan bahkan teror kepada publik," jelas Jamil.

Jamil menilai buku ini tidak bermasalah. Menurutnya buku ini berbasis data-data, sejumlah informasi penting dan sangat akurat. Karena sejauh ini, buku hitam ini belum ada yang membantah.

Selain itu, Jamil juga menyoroti terkait dinamika demokrasi yang terjadi belakangan ini. Hal itu, lanjut Jamil, terkonfirmasi melalui keputusan MKMK

"Demokrasi kita ini telah diperkosa oleh segelintir orang," jelas Jamil.

Di mana, terjadi pelanggaran etik berat pada pencalonan Gibran Rakabuming Raka sebagai wakil presiden pada Pemilu 2024 mendatang.

KEYWORD :

Buku Hitam Prabowo Universitas Negeri Padang Bedah Buku Hitam Prabowo




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :