Selasa, 14/05/2024 06:44 WIB

Kisah Anak Buruh Bangunan Rajut Asa Berkat PIP

Soleha lahir dari keluarga kurang mampu. Ayah anak ketiga dari lima bersaudara ini hanya berprofesi sebagai buruh bangunan

Soleha, siswi SMK Negeri 7 Palu (Foto: Dok. BKHM Kemdikbudristek)

Palu, Jurnas.com - Mengenyam pendidikan hingga ke jenjang tertinggi tanpa terkendala biaya merupakan idaman setiap orang. Termasuk Soleha, siswi yang saat ini duduk di bangku SMK Negeri 7 Palu.

Soleha lahir dari keluarga kurang mampu. Ayah anak ketiga dari lima bersaudara ini hanya berprofesi sebagai buruh bangunan dengan gaji tak menentu. Sedangkan ibunya tidak bekerja.

Kondisi ini yang membuat orang tuanya sempat ragu ketika Soleha hendak beranjak ke jenjang selanjutnya usai lulus dari SMP. Ada kekhawatiran tingginya biaya pendidikan membuat sang anak putus di tengah jalan.

Beruntungnya, Soleha termasuk siswi berprestasi. Sejak SD hingga SMP, dia merupakan salah satu penerima Program Indonesia Pintar (PIP) dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemdikbudristek). Bantuan ini kembali berlanjut ketika dia memutuskan bersekolah di SMK Negeri 7 palu.

"Sempat ragu-ragu mau tes di SMK karena (seragam) mahal. Tapi Alhamdulillah setelah pakai sertifikat (kejuaraan) dan nilai yang bagus saya bisa di sini," kata Soleha dalam kegiatan Press Tour Pusat Layanan Pembiayaan Pendidikan (Puslapdik) Kemdikbudristek di Kota Palu, pada Rabu (1/11).

Uang yang diperoleh dari PIP sebesar Rp1 juta per tahun, Soleha manfaatkan untuk memenuhi kebutuhannya selama menempuh pendidikan, termasuk membeli alat tulis dan perlengkapan sekolah. Lain waktu, Soleha juga menjual lukisan-lukisan karyanya sendiri untuk keperluan tambahan lainnya.

"Kalau PIP Alhamdulillah cukup. Kalau lukisan itu pernah saya taruh di pameran, lalu ditawar. Biasanya Rp500 ribu sampai Rp1 juta," ungkap siswi kelas XI Jurusan Nautika Kapal Niaga ini.

Soleha berharap kelak tetap mendapatkan bantuan biaya pendidikan dari pemerintah. Dia bercita-cita melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi vokasi (PTV) bidang kemaritiman, sesuai dengan jurusan yang dia tempuh saat ini.

"Tapi kalau tidak punya biaya (untuk melanjutkan ke Politeknik), rencananya kerja di kapal," sambung Soleha.

Kepala SMK Negeri 7 Palu, Ashar, menyebut saat ini terdapat 56 siswa yang mendapatkan SK Kartu Indonesia Pintar (KIP) Nominasi, dan 63 orang SK KIP Pemberian. Menurut dia, kehadiran PIP cukup membantu para siswa kurang mampu maupun berprestasi untuk tetap melanjutkan pendidikan.

"Untuk yang SK Nominasi memang sempat ada kendala (aktivasi) terkait siswa yang sedang praktik di kapal. Tapi ternyata setelah ada rekomendasi dari saya, semuanya bisa diaktivasi," tutup Ashar.

KEYWORD :

Program Indonesia Pintar Beasiswa PIP Kemdikbudristek SMK Negeri 7 Palu




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :