Rabu, 15/05/2024 23:24 WIB

Ragam Komoditas Pertanian ke Pasar Tiongkok Bertambah

Penguatan kerja sama kedua negara itu ditegaskan dalam pertemuan bilateral antara Presiden Joko Widodo dan Presiden Xi Jinping di Chengdu, China.
 

Pejabat Karantina Pertanian melakukan pengecekan komoditas pertanian yang akan diekspor. (Foto: Barantan)

JAKARTA, Jurnas.com - Pemerintah Tiongkok memperdalam hubungan kerja sama strategisnya dengan Indonesia. Penguatan kerja sama kedua negara itu ditegaskan dalam pertemuan bilateral antara Presiden Joko Widodo dan Presiden Xi Jinping di Chengdu, China.

Pada pertemuan ini, beberapa kerja sama dibahas kedua Kepala Negara, antara lain meliputi penguatan perdagangan, investasi, kerja sama kesehatan, kerja sama pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN), hingga kerja sama riset serta teknologi.

Presiden Jokowi mengapresiasi penyelesaian protokol impor dalam sejumlah produk antara Indonesia dan Tiongkok. "Ke depan kita perlu terus dorong pembaruan protokol dan peningkatan kuota impor sarang burung walet serta penyelesaian protokol impor produk laut Indonesia," tutur dia.

Selanjutnya, kedua pemimpin juga menyaksikan penandatanganan sejumlah dokumen kerja sama yang disepakati oleh kedua negara yakni Protokol tentang Persyaratan Pemeriksaan dan karantina untuk Ekspor Serbuk Konjac dan Tabasheer dari Indonesia ke Tiongkok.

Dihubungi terpisah, Kepala Badan Karantina Pertanian (Barantan), Bambang mengatakan, pihaknya berhasil mengharmonisasikan aturan teknis terkait kesehatan dan keamanan atau sanitari dan fitosanitari pada berbagai ragam komoditas ekspor pertanian.

"Protokol ekspor yang telah ditandatangani sebelumnya antara lain protokol pisang, mangga, manggis, buah naga, nanas, salak, dan chip porang. Dalam waktu dekat juga akan bergulir protokol ekspor untuk kelapa, durian, dan melon," tutur Kepala Barantan, Bambang, Sabtu (29/7).

Selanjutnya, untuk komoditas hewan terutama sarang burung walet dari semula hanya 12 perusahaan sekarang sudah ada 33 perusahaan yang disetujui General Administration of Customs China (GACC) untuk ekspor.

"Bukan hanya itu, saat ini juga sedang dilakukan negosiasi untuk menyederhanakan protokol ekspor sarang burung walet sehingga lebih banyak lagi perusahaan yg bisa ekspor ke Tiongkok," kata Bambang.

Di samping itu, lanjut Bambang, Karantina juga meminta agar China menerima produk hilir/ produk jadi dengan tetap menjamin keamanan pangan dan ketelusurannya yang selama ini dikhawatirkan China.

Bambang mengatakan, Barantan selaku otoritas karantina selain bertugas untuk melindungi sumber data alam hayati untuk kesejahteraan dan kesehatan masyarakat serta keberlangsungan lingkungan juga berperan sebagai fasilitator perdagangan komoditas pertanian.

"Peran dalam economic tools ini menjadi strategis di era perdagangan global yang mempersyaratkan aturan teknis sanitari dan fitosanitari," tutur Bambang.

Sejalan dengan fungsi strategisnya, Bambang mengatakan, Barantan secara proaktif memberikan bimbingan persyaratan teknis ekspor, khususnya bagi pelaku usaha baru baik skala mikro maupun kecil (UMKM) untuk tujuan ekspor.

Tidak hanya itu, lanjut dia, berbagai terobosan layanan baik melalui percepatan layanan berupa in-line inspection, layanan prioritas maupun pemanfaatan teknologi informasi dilakukan guna meningkatkan daya saing komoditas pertanian tanah air di pasar ekspor

Penguatan kerja sama dengan negara mitra dagang juga terus dilakukan guna mengharmonisasi aturan-aturan teknis yang menghambat akselerasi ekspor pertanian.

KEYWORD :

Ekspor Serbuk Konjac Tabasheer Bambang Karantina Pertanian




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :