Selasa, 07/05/2024 01:13 WIB

Recep Tayyip Erdogan Sebut Uraina Layak Jadi Anggota NATO

Erdogan juga mendesak Zelenskyy untuk kembali ke upaya perdamaian untuk mengakhiri konflik yang kini telah berkecamuk selama 500 hari sejak Rusia menginvasi Ukraina tahun lalu.

Presiden Turki Tayyip Erdogan berbicara selama konferensi pers setelah KTT NATO, di Brussels, Belgia, pada 24 Maret 2022. (Foto: REUTERS/Gonzalo Fuentes)

JAKARTA, Jurnas.com - Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan mengatakan kepada Volodymyr Zelenskyy bahwa Ukraina layak menjadi anggota  Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO).

Erdogan juga mendesak Zelenskyy untuk kembali ke upaya perdamaian untuk mengakhiri konflik yang kini telah berkecamuk selama 500 hari sejak Rusia menginvasi Ukraina tahun lalu.

"Tidak ada keraguan bahwa Ukraina layak menjadi anggota NATO," kata Erdogan pada konferensi pers bersama dengan presiden Ukraina di Istanbul pada Sabtu pagi, menambahkan bahwa kedua belah pihak harus kembali ke pembicaraan damai.

"Perdamaian yang adil tidak akan membuat pecundang," kata pemimpin Turki itu.

Zelenskyy berterima kasih kepada Erdogan atas dukungannya, yang datang menjelang KTT penting NATO yang akan dimulai Selasa di Vilnius, Lituania.

"Saya berterima kasih atas dukungan integritas dan kedaulatan teritorial Ukraina. Formula perdamaian. Perlindungan negara kami, rakyat kami, dan kepentingan kami," tulis pemimpin Ukraina itu dalam tweet terkait pembicaraannya dengan Erdogan.

Pemimpin Ukraina telah melobi secara intensif agar negaranya yang diperangi diundang untuk bergabung dengan aliansi militer Barat, dengan alasan bahwa Ukraina telah menjadi garis pertahanan terakhir Eropa melawan agresi Rusia.

Minggu ini, Zelenskyy mengunjungi Republik Ceko, Slovakia, dan Bulgaria untuk menggalang dukungan bagi tawaran keanggotaan NATO Ukraina menjelang KTT aliansi militer pada 11-12 Juli.

Di Praha, dia memenangkan janji dukungan untuk Ukraina untuk bergabung dengan NATO "segera setelah perang usai", dan di Sofia, dia mendapatkan dukungan untuk keanggotaan "segera setelah kondisi memungkinkan".

Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg juga menegaskan kembali pandangannya bahwa Ukraina akan menjadi anggota.

Namun, garis waktu keanggotaan Ukraina masih belum jelas.

Pada Jumat, Amerika Serikat (AS) meredam harapan Ukraina untuk segera bergabung dengan aliansi tersebut, dengan mengatakan bahwa pertemuan puncak minggu ini tidak akan menghasilkan undangan keanggotaan NATO.

Penasihat Keamanan Nasional AS Jake Sullivan mengatakan KTT Vilnius "akan menjadi momen penting dalam jalur menuju keanggotaan", tetapi Ukraina memiliki "langkah lebih lanjut yang perlu diambil sebelum menjadi anggota NATO".

Negara-negara NATO memperdebatkan kapan dan bagaimana Ukraina dapat menjadi anggota dan dalam keadaan apa. Negara-negara anggota seperti Jerman bersikeras bahwa syarat-syarat tertentu harus dipenuhi, termasuk militer berada di bawah kendali sipil dan demokratis.

Masih belum jelas apa sebenarnya yang akan ditawarkan Ukraina pada pertemuan puncak di ibu kota Lituania itu, dan Zelenskyy telah mengakui bahwa Kyiv tidak mungkin dapat bergabung dengan NATO saat berperang dengan Rusia.

Presiden Rusia Vladimir Putin telah mengancam tindakan yang tidak ditentukan jika Ukraina bergabung dengan NATO.

Kremlin mengawasi dengan cermat

Pembicaraan Zelenskyy di Turki diawasi ketat oleh Kremlin, yang telah mencoba untuk memecahkan isolasi internasionalnya dengan membina hubungan yang kuat dengan pemimpin Turki Erdogan.

Erdogan telah mencoba menggambarkan dirinya sebagai mediator netral antara Kyiv dan Moskow, secara substansial meningkatkan perdagangan masa perang dengan Rusia sementara juga memasok drone ke Ukraina dan senjata lain yang membantu menjaga pasukan Kremlin merebut Kyiv pada minggu-minggu pertama perang.

Meskipun pemimpin Turki itu menegaskan kembali seruannya yang sudah berlangsung lama bagi kedua belah pihak untuk memasuki negosiasi perdamaian, Erdogan mengambil risiko memancing kemarahan Putin dengan memberikan dukungan tegas untuk aspirasi NATO Ukraina.

Erdogan mengatakan Putin akan mengunjungi Turki bulan depan dan bahwa dia dan presiden Rusia akan membahas kemungkinan pertukaran tahanan antara Rusia dan Ukraina, yang telah diatur oleh Erdogan di masa lalu.

Erdogan juga mengatakan bahwa dia akan mendorong Putin untuk memperpanjang kesepakatan yang telah ditengahi Turki dan PBB tahun lalu di mana Ukraina dapat mengirimkan biji-bijian ke pasar global dari pelabuhan di Laut Hitam.

Kesepakatan itu akan berakhir pada 17 Juli kecuali Rusia menyetujui pembaruannya.

Sumber: Al Jazeera

KEYWORD :

Ukraina NATO Turki Recep Tayyip Erdogan Perang Rusia Ukraina Volodymyr Zelenskyy




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :