Salah satu pemilih di Pilpres Guatemala (Foto: Reuters)
Guatemala City, Jurnas.com - Pemilihan presiden (Pilpres) di Guatemala berlanjut ke putaran kedua, yang bakal berlangsung pada Agustus mendatang. Hasil awal menunjukkan kudu kiri memimpin perolehan sementara, di tengah kemarahan para pemilih.
Dikutip dari Reuters pada Senin (26/6), mantan ibu negara Sandra Torres yang ikut dalam kontestasi ini, masih jauh dari angka 50 persen suara, yang dibutuhkan untuk meraih kemenangan langsung satu putaran.
Torres menghadapi lebih dari 20 kandidat, termasuk Edmond Mulet, seorang diplomat karier, dan Zury Rios, putri mendiang diktator Efrain Rios Montt.
Partai Persatuan Harapan Nasional (UNE) yang mengusung Torres memiliki 15 persen suara. Sedangkan Semilla, partai kiri-tengah lainnya memperoleh 12,2 persen, menurut hasil awal.
Tetapi dengan hampir satu dari empat surat suara rusak atau kosong, warga Guatemala menyatakan ketidakpuasan pada proses pemilu dan keputusan untuk melarang calon terdepan, pengusaha Carlos Pineda.
Pineda juga mendesak pendukung untuk merusak surat suara mereka setelah dia dinyatakan tidak memenuhi syarat.
Diketahui, kontestasi menggantikan Presiden konservatif Alejandro Giammattei, dibayangi oleh keputusan pengadilan yang memblokir empat kandidat, termasuk Pineda. Amerika Serikat dan Uni Eropa mengkritik pengecualian Pineda, yang menyebut keputusan itu sebagai "kecurangan pemilu".
"Kami tidak melihat proses yang diatur oleh standar internasional, melainkan proses di mana kriteria sewenang-wenang digunakan. Itu sangat serius," kata Carolina Jimenez, presiden think tank Kantor Washington untuk Amerika Latin (WOLA).
Sementara itu, pejabat Mahkamah Agung, Irma Palencia menyebut kerusuhan di kota San Jose del Golfo, dekat ibu kota, memaksa pemungutan suara ditunda hingga Agustus nanti.
KEYWORD :Guatemala Pilpres Sandra Torres
