Kamis, 02/05/2024 16:28 WIB

Pakar Filsafat Nilai Teori Evolusi Darwin Tak Masuk Akal

Teori Evolusi yang dicetuskan Charles Robert Darwin pada awal abad ke-19 menjadi salah satu pokok bahasan dalam kegiatan seminar nasional filsafat Islam

Seminar Nasional Filsafat Islam yang diselenggarakan oleh UIN Jakarta bekerja sama dengan AAFI dan STAI Sadra (Foto: Ist)

Jakarta, Jurnas.com - Teori Evolusi yang dicetuskan Charles Robert Darwin pada awal abad ke-19 menjadi salah satu pokok bahasan dalam kegiatan seminar nasional filsafat Islam bertajuk `Menjawab Problem Filosofis: Manusia Berawal dari Kera dan Berakhir dengan Kematian`, pada Kamis (22/6) kemarin.

Seminar yang diselenggarkan oleh Program Studi Akidah dan Filsafat Islam Fakultas Ushuluddin UIN Jakarta, bekerjasama dengan Asosiasi Aqidah dan Filsafat Islam (AAFI) dan STAI Sadra ini berlangsung di kampus UIN Jakarta.

Ketua AAFI, Dr. Kholid Al Walid dalam sambutannya menyampaikan bahwa pembahasan mengenai filsafat manusia diperlukan, karena masih banyak misteri tentang manusia yang belum diketahui.

"Ada banyak problem tentang manusia yang sampai saat ini belum terjawab. Manusia pada hakikatnya lokus Tajalli Ilahi yang padanya potensi kesempurnaan tersimpan," kata Kholid di depan 500 peserta yang hadir secara daring maupun luring.

Guru Besar Sekolah Tinggi Filsafat (STF) Driyarkara, Prof. Dr. Franz Magnis Suseno SJ menyoroti Teori Evolusi milik Charles Darwin, yang menyatakan bahwa manusia berawal dari kera yang melakukan evolusi. Menurut dia, teori ini hanya menyentuh manusia dari aspek biologis semata.

"Diri manusia memiliki kualitas nalar yang sangat berbeda dengan binatang. Daya nalar ini berasal dari mana? Mengingat itu sama sekali tidak dimiliki oleh binatang. Ilmu pengetahuan tidak mampu menjelasan hal tersebut," ujar Franz Magnis.

Apabila mengacu pada keyakinan agama, lanjut Franz Magnis, maka jelas bahwa manusia adalah makhluk yang berbeda dari makhluk yang lainnya. Sebab, nalar dan kesadaran merupakan daya yang bekerja pada diri manusia, yang pada akhirnya menjadikan manusia mengalami perkembangan.

"Sehingga sangatlah mustahil apa yang dinyatakan dalam teori Darwin tersebut. Apakah manusia hanya terbatas di Bumi dan tidak selainnya? Bahkan, salah satu pendapat menyatakan bahwa ada kehidupan di planet lainnya, sekalipun saat ini belum mampu diakses," imbuh Franz Magnis.

Sementara itu, Kaprodi Akidah Filsafat Islam UIN Jakarta, Dr. Aktobi Ghozali menyambut baik kegiatan ini sebagai bagian dari proses akademis dan upaya mengembangkan filsafat.

Hal senada juga disampaikan Wakil Dekan I Fakultas Ushuluddin UIN Jakarta Prof. Dr. Media Zainun Bahri. Dia mengatakan pengetahuan baru dari Romo Magnis dapat menjadi tambahan pendalaman bagi para dosen dan mahasiswa.

KEYWORD :

Teori Evolusi Charles Darwin Filsafat Khalid Al-Walid




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :