Sabtu, 27/04/2024 18:20 WIB

Taliban Kecam Propaganda AS di Afghanistan

SIGAR menyoroti dalam laporan terbarunya bahwa pemerintah Taliban menghadapi masalah keamanan yang serius dan meningkatnya kelompok bersenjata asing

Kepala juru bicara Taliban Zabihullah Mujahid menolak tuduhan bahwa keamanan di negara itu telah memburuk sejak kelompok bersenjata itu merebut kembali kekuasaan pada Agustus 2021 (stringer/EPA-EFE)

JAKARTA, Jurnas.com - Taliban menolak laporan pengawas Amerika Serikat (AS) yang mengatakan kelompok bersenjata asing dan ancaman keamanan domestik meningkat di Afghanistan sejak kelompok itu mengambil alih negara itu dalam serangan kilat pada Agustus 2021.

"Kami sangat menolak propaganda SIGAR," kata Kepala Juru Bicara Taliban, Zabihullah Mujahid, dalam sebuah pernyataan pada Minggu malam, mengacu pada Inspektur Jenderal Khusus AS untuk Rekonstruksi Afghanistan.

"Emirat Islam di Afghanistan memiliki kendali penuh atas situasi tersebut dan tidak akan mengizinkan kelompok atau entitas mana pun untuk mengacaukan Afghanistan atau menggunakan tanah Afghanistan untuk melawan negara lain mana pun," kata Mujahid.

Menurut Mujahid, SIGAR menyoroti dalam laporan terbarunya bahwa pemerintah Taliban menghadapi masalah keamanan yang serius dan meningkatnya kelompok bersenjata asing dan ancaman domestik di Afghanistan, yang mengakibatkan meningkatnya risiko bagi beberapa negara.

Juru bicara tersebut berpendapat bahwa Afghanistan sekarang mengalami keamanan dan stabilitas yang belum pernah terlihat dalam 40 tahun.

Dia menambahkan bahwa tidak ada kelompok bersenjata asing yang aktif di Afghanistan dan kelompok bersenjata ISIL (ISIS) telah sangat lemah dan hampir dihancurkan.

"Afghanistan bukanlah ancaman bagi siapa pun, tetapi sebaliknya, emirat Islam menginginkan hubungan yang baik dan konstruktif dengan komunitas internasional, termasuk AS," tutup pernyataan itu.

Taliban mengatakan telah menepati janji yang dibuat dalam Perjanjian Doha 2020 dengan AS untuk tidak mengizinkan kelompok bersenjata beroperasi di tanah Afghanistan.

Pakta tersebut menghasilkan penarikan pasukan asing pimpinan AS setelah 20 tahun perang dan pendudukan. Tetapi penarikan pasukan AS pada Agustus 2021 menyebabkan runtuhnya dengan cepat pemerintah dan militer Afghanistan yang didukung Barat dan kembali berkuasanya Taliban.

Taliban menuduh AS tidak menepati janjinya dengan melanjutkan isolasi diplomatik Afghanistan.

Afiliasi ISIL (ISIS) telah menjadi ancaman terbesar bagi otoritas Taliban, mengklaim bertanggung jawab atas beberapa serangan.

Ratusan orang tewas dan terluka, termasuk orang asing dan anggota komunitas minoritas Hazara, dalam serangan yang dilakukan oleh Negara Islam Provinsi Khorasan, ISKP (ISIS-K) dalam upaya melemahkan pemerintahan Taliban.

Kelompok bersenjata itu juga menargetkan pejabat administrasi Taliban, termasuk mengklaim pembunuhan gubernur provinsi utara Balkh dalam serangan di kantornya pada bulan Maret dan penjabat gubernur provinsi timur laut Badakhshan bulan ini.

Pemerintahan Taliban telah meluncurkan tindakan keras terhadap anggota ISKP, menggerebek tempat persembunyiannya di beberapa provinsi.

Sumber: Al Jazeera

KEYWORD :

Taliban Amerika Serikat Zabihullah Mujahid




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :