Kamis, 02/05/2024 14:38 WIB

Cerita Guru Penggerak di Ternate Diangkat Jadi Kepsek

Nenny Febriany Abdul Karim yang baru satu tahun menjadi guru penggerak, kini diangkat sebagai Kepala Sekolah SD Negeri 3 Kota Ternate.

Kepala SDN 3 Kota Ternate sekaligus guru penggerak, Nenny Febriany Abdul Karim (Foto: Ist)

Ternate, Jurnas.com - Praktik baik program Pendidikan Guru Penggerak (PGP) berhasil dipotret di Ternate, Maluku Utara. Nenny Febriany Abdul Karim yang baru satu tahun menjadi guru penggerak, kini diangkat sebagai Kepala Sekolah SD Negeri 3 Kota Ternate.

Sebelum akhirnya menjadi kepala sekolah pada 18 Februari 2022, Nenny awalnya sempat mendaftar PGP angkatan pertama. Sayangnya, pada angkatan pertama belum ada kuota dari Maluku Utara.

Enggan menyerah, Nenny menunggu pendaftaran PGP angkatan kedua yang berlangsung pada 2021 lalu. Hasilnya, dia lolos. Dan selama sembilan bulan mulai April-Desember, banyak pengetahuan baru yang dia dapatkan sebagai seorang pendidik.

Selama proses PGP inilah, Nenny menyadari bahwa seorang guru harus mengubah paradigma di tengah era digitalisasi, demi keberlangsungan pendidikan di masa depan.

Menjadi guru penggerak pula menata pribadi Nenny menjadi seorang guru sebenarnya sesuai filosofi Ki Hadjar Dewantara, yakni tidak hanya meningkatkan kompetensi diri sendiri namun juga merangkul guru lainnya untuk maju bersama-sama.

"Karena untuk menjadi seorang leader (pemimpin), kita tidak hanya bisa mengandalkan diri sendiri. Apalagi saya seorang guru penggerak, kita juga harus mengombinasikan teknologi dan kemampuan," kata Nenny di sela-sela kegiatan Press Tour Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemdikbudristek) di SMAN 4 Kota Ternate pada Kamis (27/4).

Nenny mengakui, bukan hal mudah baginya menjadi seorang kepala sekolah. Dia harus memilih untuk memimpin perubahan, manajemen perubahan, atau mengelola perubahan dengan mempertimbangkan sumber daya guru yang ada di SDN 3 Kota Ternate.

"Saya analisis kekurangan dan kelebihan sekolah, baik dari segi guru, murid, warga sekolah, lingkungan belajar, dan sarpras. Setelah itu, saya masuk dalam kategori pengelola perubahan, bukan pemimpin perubahan," ujar dia.

Adapun perubahan yang dilakukan Nenny di SDN 3 Kota Ternate antara lain, memberikan pendampingan teknologi dan informasi (TI) kepada guru yang berusia di atas 50 tahun.

Hal ini dilakukan juga dalam rangka menyiapkan sekolahnya untuk menerapkan Implementasi Kurikulum Merdeka. Para guru senior dirangkul dan diberikan bimbingan supaya bisa menerapkan pembelajaran berbasis TI.

"Kini guru-guru sudah bisa mengaplikasikan laptop. Paling tidak saat ini sudah bisa untuk membuat kerangka pembelajaran," tutur dia.

Diketahui, pengangkatan guru penggerak sebagai kepala sekolah dan pengawas kerap didorong oleh Kemdikbudristek kepada pemerintah daerah. Alasannya, guru penggerak mampu memberikan perubahan besar dalam dunia pendidikan.

KEYWORD :

Nenny Febriany Abdul Karim Guru Penggerak Ternate Kepala Sekolah Kemdikbudristek




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :