Kamis, 02/05/2024 18:43 WIB

BRIN Menuai Banyak Pertentangan, DPR Minta Jokowi Tinjau Ulang Sentralisasi Lembaga Iptek

Harus diakui, integrasi kelembagaan Iptek yang dimaknai dengan peleburan seluruh lembaga litbang ke dalam BRIN, satu lembaga superbody yang sentralistik, menuai banyak pertentangan.

Anggota Komisi VII DPR RI dari Fraksi PKS, Mulyanto. (Foto: Dok. Ist)

Jakarta, Jurnas.com - Anggota Komisi VII DPR RI, Mulyanto, mendesak Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) untuk meninjau ulang kelembagaan BRIN yang dinilai sentralistik seperti sekarang ini.

Menurut dia, format kelembagaan BRIN yang menggabungkan seluruh tugas dan fungsi riset kementerian dan lembaga tidak berhasil. BRIN yang diharapkan dapat mensinergikan kelembagaan riset dan teknologi, yang berujung pada peningkatan kinerja invensi dan inovasi, ternyata sampai hari ini belum menghasilkan apa-apa.

"Harus diakui, integrasi kelembagaan Iptek yang dimaknai dengan peleburan seluruh lembaga litbang ke dalam BRIN, satu lembaga superbody yang sentralistik, menuai banyak pertentangan,” terang dia kepada wartawan, Jumat (10/2).

Wakil Ketua Fraksi PKS ini menyebut, alih-alih terjadi proses konsolidasi yang menyeluruh, yang muncul malah kondisi transisional yang berkepanjangan baik dari aspek SDM, organisasi, pendanaan dan anggaran riset, perencanaan program, peralatan dan ruang laboratorium, infrastruktur riset, aset, bahkan kursi dan ruang kerja (co-working space).

“Ini disebabkan, karena sejak awal proses pembentukan kelembagaan BRIN betele-tele, menuai kontroversial, penuh resiko, menimbulkan banyak korban dan inkonstitusional," jelas Mulyanto.

Dia mendorong Presiden Joko Widodo dan Ketua Dewan Pengarah BRIN, Megawati Soekarnoputri untuk bersikap cepat. Sebab proses penggabungan lembaga riset ini mulai menelan korban yang jumlahnya tidak sedikit. Dan kalau masalah ini terus dibiarkan bisa membuat kegiatan riset nasional kacau balau.

"Belum lama ini kita dengar kisah tragis ratusan tenaga terampil dari kapal Baruna Jaya yang baru saja bersandar usai misi pelayaran langsung di PHK. Begitu juga para ahli yang tengah mengembangkan vaksin Covid-19 di LBM Eijkman diberhentikan dan laboratoroumnya dipindah paksa. Hari ini laboratorium LAPAN di Pasuruan, Jawa Timur ditutup. Maka Tak kurang menuai protes NASA,” imbuhnya

“Kalau kejadian ini terus berlangsung lama-lama Indonesia kekurangan peneliti dan periset yang sangat dibutuhkan. Mau sampai kapan Pemerintah membiarkan peristiwa ini terjadi," tegas Mulyanto.

 

KEYWORD :

Warta DPR Komisi VII PKS Mulyanto BRIN Iptek Jokowi




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :