Sabtu, 27/04/2024 16:44 WIB

Insiden Mapala UII Dikomentari Kampus Lain

Kegiatan di alam bebas memang butuh fisik yang kuat. Tapi bukan yang sifatnya kekerasan, penganiayaan

PECINTA ALAM

Medan - Kasus kekerasan yang mengakibatkan tiga mahasiswa meninggal dunia dalam pendidikan dasar (Diksar) mahasiswa pecinta alam (Mapala) di Universitas Islam Indonesia (UII) menimbulkan reaksi dari berbagai kalangan.

Salah satunya Universitas Sumatera Utara (USI) yang sangat prihatin dan menyebut cara-cara kekerasan dalam pelatihan mahasiswa sudah tidak relevan.

"Kegiatan di alam bebas memang butuh fisik yang kuat. Tapi bukan yang sifatnya kekerasan, penganiayaan," ujar Wakil Rektor I USU Bidang Akademik dan Kemahasiswaan, Prof. Rosmayati.

Diksar Mapala di USI sendiri, lanjut Rosmayati, dilakukan seperti melatih kebugaran fisik dan menempa keahlian untuk bertahan di alam bebas. Bukan memakai kekerasan fisik atau kontak fisik. Semua pelatihan ini ada prosedur yang harus diikuti.

"Dan Alhamdulilah di USI tidak ada kejadian seperti itu. Anak-anak Mapala USU akan kita mengingatkan lagi agar menaati prosedur pelatihan yang benar," tandas Rosmayati.

Sementara itu, Polres Karanganyar mengaku akan segera menetapkan tersangka atas tewasnya tiga mahasiswa peserta Diksar Mapala UII di Tlogodlingo, Gondosuli, Tawangmangu. Polisi menerjunkan 20 orang penyidik untuk memeriksa sedikitnya 11 saksi.

KEYWORD :

Mapala UII USU




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :