Jum'at, 03/05/2024 07:49 WIB

PBB: Dua Pertiga Penduduk Sudan Selatan Berisiko Kelaparan Parah Tahun 2023

PBB: Dua Pertiga Penduduk Sudan Selatan Berisiko Kelaparan Parah Tahun 2023.

Gedung markas besar PBB difoto dengan logo PBB di wilayah Manhattan, New York City, New York, AS, 1 Maret 2022. (Foto: Reuters/Carlo Allegri)

JAKARTA, Jurnas.com - Badan Perserikatan Banggsa-Bangsa (PBB) mengatakan, hingga 7,8 juta orang di Sudan Selatan, dua pertiga dari populasi, mungkin menghadapi kekurangan pangan yang parah selama musim paceklik April-Juli tahun depan karena banjir, kekeringan, dan konflik.

Kekurangan pangan itu lebih buruk daripada yang dialami negara itu pada puncak perang saudara pada 2013 dan 2016, kata Organisasi Pangan dan Pertanian, Dana Anak-anak PBB, UNICEF, dan Program Pangan Dunia PBB (WFP).

"Penurunan ketahanan pangan dan tingginya prevalensi malnutrisi terkait dengan kombinasi konflik, kondisi ekonomi makro yang buruk, peristiwa iklim ekstrem, dan biaya makanan dan bahan bakar yang melonjak," kata mereka dalam sebuah pernyataan.

"Pada saat yang sama, ada penurunan dana untuk program kemanusiaan meskipun kebutuhan kemanusiaan terus meningkat."

Lonjakan harga pangan global yang dipicu oleh invasi Rusia ke Ukraina, pengekspor biji-bijian utama, membuat lembaga-lembaga kemanusiaan kekurangan dana.

Pada Juni, WFP mengatakan pihaknya terpaksa menangguhkan beberapa bantuan makanan ke Sudan Selatan saat negara itu menghadapi "tahun paling lapar" sejak kemerdekaan.

Pada Agustus, badan-badan PBB memperkirakan bahwa 7,7 juta menderita kekurangan pangan yang parah di negara itu pada periode April hingga Juli di antara dua panen.

Sudan Selatan meletus menjadi perang saudara tak lama setelah mendeklarasikan kemerdekaan dari Sudan pada 2011 dan sementara perjanjian damai yang ditandatangani empat tahun lalu sebagian besar dipegang, pemerintah transisi lambat untuk menyatukan berbagai faksi militer.

"Tindakan mendesak diperlukan ... kita perlu memfokuskan kembali perhatian kita dan mengarahkan kembali sumber daya," Josephine Lagu, Menteri Pertanian dan Ketahanan Pangan Sudan Selatan mengatakan dalam rilis laporan tersebut.

Sumber: Reuters

KEYWORD :

Krisis Pangan Sudan Selatan PBB Bencana Alam Banjir




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :