Selasa, 07/05/2024 09:54 WIB

BKKBN Prioritaskan Pencegahan Stunting ke Kalangan Muda

BKKBN prioritaskan pencegahan stunting ke kalangan muda.

Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Hasto Wardoyo mendampingi Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo untuk melihat pemeriksaan kesehatan calon pengantin di Pondopo Cede, Kabupaten Boyolali, Rabu 29 Desember 2021. (Foto: Supianto/ Jurnas.com))

JAKARTA, Jurnas.com - Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Hasto Wardoyo mengatakan, keluarga muda merupakan sasaran prioritas dalam pengentasan stunting.

"Anak muda menjadi kunci kesuksesan masa depan, sehingga keluarga mudalah yang akan melahirkan anak stunting atau tidak stunting. Sehingga mereka-mereka yang mau berkeluarga, remaja-remaja yang menikah, dan hamil menjadi target bagi kita," kata Hasto.

Hasto menyampaikan demikian saat menghadiri Koordinasi Tim Percepatan Penurunan Stunting tingkat Kabupaten Banjar di Aula Barakat, Kantor Bupati Banjar, Rabu (7/9).

Oleh karena itu, Hasto mengatakan, BKKBN telah menyiapkan Tim Pendamping Keluarga yang bertugas untuk mendampingi keluarga yang berisiko stunting.

"Sebanyak 432 Tim Pendamping Keluarga yang ada di Kabupaten Banjar ini tugasnya mengawal mulai dari yang mau hamil, mereka yang hamil dan mereka baru punya bayi. Agar bisa dicegah tidak menimbulkan stunting baru dan bertanggung jawab untuk memastikan keluarga-keluarga yang dipetakan sebagai keluarga yang berisiko melahirkan bayi stunting mendapatkan dukungan dan pendampingan," jelas Hasto.

Menyikapi prevalensi stunting Kabupaten Banjar yang masih tinggi, dan berada di angka 40,2 persen, Hasto optimistis Pemerintah Kabupaten Banjar mampu menurunkannya melalui program dan inovasi yang telah dilakukan.

"Saya optimistis angka absolut di lapangan kasusnya lebih rendah, karena terobosan-terobosan yang telah dilaksanakan cukup bagus, tinggal nanti pengukuran kasus di lapangannya saja yang harus lebih diperhatikan secara teliti," ujar Hasto.

Terkait realisasi Dana Alokasi Khusus (DAK) selama 2021-2022 ini, ia menilai serapan anggaran untuk penanganan stunting di Kabupaten Banjar sudah cukup baik.

"Angka serapannya sudah 25 persen, ini sudah cukup lebih baik dibandingkan kabupaten lain. Kami datang ini dalam rangka memompa agar uang terdelivery ke rakyat," kata Hasto.

Menurut mantan bupati Kulon Progo itu, mekanisme untuk menyerap anggaran memang tidak mudah, namun sisa waktu empat bulan yang ada dapat digunakan secara optimal.

Sementara itu Bupati Banjar H Saidi Mansyur menyampaikan bahwa tingginya angka stunting di Kabupaten Banjar tentunya akan disikapi secara serius agar dapat tertangani dengan baik.

"Mengingat prevalensi angka stunting di Kabupaten Banjar mencapai 40,2 persen, terbilang tinggi dari angka stunting nasional yaitu 24,4 persen," kata Saidi.

Di samping itu, ia juga berharap pertemuan ini membawa dampak positif guna memaksimalkan kinerja tim percepatan penurunan stunting. "Kedatangan Pak Hasto menjadi pemicu semangat kerja Tim percepatan penurunan stunting, dan semoga stunting di kabupaten banjar dapat turun baik secara angka maupun realitanya," kata Saidi.

KEYWORD :

Pencegahan Stunting Hasto Wardoyo BKKBN




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :