Sabtu, 27/04/2024 08:36 WIB

Timor Leste Beri Lampu Hijau ke China untuk Proyek Pipa Gas

Timor Leste Beri Lampu Hijau ke China untuk Proyek Pipa Gas

Presiden Timor Leste Jose Ramos Horta (kiri) dan PM Australia Anthony Albanese (Foto: AFP)

Dili, Jurnas.com - Presiden Timor Leste, Jose Ramos-Horta, memberikan lampu hijau kepada China untuk terjun dalam proyek pipa gas. Dia optimistis Beijing dapat mendanai proyek bahan bakar fosil yang dianggap penting bagi masa depan ekonomi negara itu, sekaligus menepis kekhawatiran Barat atas pengaruh Negeri Tirai Bambu.

Berbicara kepada awak media usai pertemuan dengan Perdana Menteri Australia Anthony Albanese di Canberra, Ramos menegaskan bahwa China dapat terlibat dalam proyek Greater Sunrise, yang bertujuan memanfaatkan triliunan kubik gas alam.

Proyek yang terletak di perairan antara Timor Leste dan Australia ini telah lama disebut-sebut sebagai joint venture antara kedua negara. Namun, eksplorasi terhenti selama bertahun-tahun karena sengketa batas laut dan pertimbangan gas harus disuling di Australia atau Timor Leste.

Ramos Horta berusaha keras mendapatkan pembiayaan asing dan membangun fasilitas LNG di negaranya, melihatnya sebagai potensi ekonomi. Sejumlah negara Asia-Pasifik bisa bergabung, termasuk Jepang, Korea Selatan, tak terkecuali China.

"Tentu saja China (bisa terlibat). Ini pipa gas, kita tidak berbicara tentang keamanan maritim. Ini hanya pipa gas. China hanya akan menjadi investor," tegas Ramos Horta dikutip dari AFP pada Rabu (7/9).

Tetapi pembuat kebijakan di Canberra kemungkinan akan menolak keterlibatan China dalam infrastruktur penting, yang begitu dekat dengan perbatasan Australia.

Australia khawatir pengaruh regional China yang berkembang pesat, termasuk di Timor Leste, yang memperoleh kemerdekaan pada tahun 2002 dan terletak hanya beberapa ratus kilometer (mil) di lepas pantai utara Australia. Selain itu, China juga membantu pembangunan gedung parlemen negara, istana presiden Ramos-Horta dan kementerian luar negeri.

Diplomat top Australia, Penny Wong, baru-baru ini memperingatkan Dili bahwa mereka menghadapi beberapa "tantangan ekonomi yang cukup serius" dan memperingatkan terhadap risiko yang disebut diplomasi "jebakan utang", sebuah istilah yang banyak digunakan mengacu pada strategi investasi China di negara-negara seperti Sri Lanka.

"Utang kami, pinjaman kami, mereka dalam semangat ingin Timor Timur lebih tangguh", ujar dia.

"Kita tahu bahwa ketahanan ekonomi dapat dipengaruhi, dapat dibatasi, oleh beban utang yang tidak berkelanjutan atau oleh pemberi pinjaman yang memiliki tujuan berbeda," tutup dia.

KEYWORD :

China Timor Leste Australia Proyek Pipa Gas




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :