Uji coba rudal balistik antarbenua (ICBM) Hwasong-17 di lokasi yang dirahasiakan di Korea Utara pada 24 Maret 2022. (Foto file: Korean Central News Agency/Korea News Service via AP)
JAKARTA, Jurnas.com - Perwakilan Khusus Amerika Serikat (AS) untuk Korea Utara, Sung Kim mengatakan, Korea Utara dapat melakukan uji coba nuklir ketujuh kapan saja dan tidak menunjukkan minat untuk kembali berunding.
Sung Kim menyebut, Korea Utara telah meluncurkan sejumlah rudal balistik yang belum pernah terjadi sebelumnya tahun ini dan para pejabatnya juga menggunakan retorika yang dapat menyarankan rencana penggunaan senjata nuklir taktis.
Ia mengulangi penilaian AS bahwa Korea Utara sedang bersiap untuk melakukan uji coba nuklir ketujuh. "Saya tidak punya apa-apa lagi. Mereka jelas telah melakukan persiapan ..., dan pemahaman saya adalah mereka dapat menguji kapan saja," ujarnya.
Kim mencatat bahwa pada 5 Juni, Korea Utara melakukan uji peluncuran delapan rudal balistik dari berbagai bagian negara, yang paling banyak diluncurkan dalam satu hari.
"Korea Utara kini telah meluncurkan 31 rudal balistik pada 2022, rudal balistik paling banyak yang pernah diluncurkan dalam satu tahun, melampaui rekor sebelumnya 25 pada 2019. Dan ini baru Juni," kata Sung Kim.
Ia menegaskan kembali kesediaan AS untuk terlibat secara diplomatik dengan Korea Utara dan untuk mengatasi masalah yang menjadi perhatian Pyongyang.
"DPRK belum menanggapi, dan terus menunjukkan tidak ada indikasi yang tertarik untuk terlibat," kata Sung Kim, merujuk pada Korea Utara dengan inisial nama resminya.
Dia menambahkan bahwa Pyongyang juga tidak menunjukkan minat untuk membahas bantuan untuk menangani wabah COVD-19 baru-baru ini.
Sebelumnya pada hari Selasa, Korea Selatan dan AS menggelar demonstrasi kekuatan udara bersama selama kunjungan Wakil Menteri Luar Negeri AS Wendy Sherman, yang mengatakan akan ada tanggapan "cepat dan kuat" jika Korea Utara melakukan uji coba nuklir.
Sung Kim, yang berbicara dari Jakarta, di mana dia juga duta besar untuk Indonesia, menolak mengatakan tindakan spesifik apa yang akan diambil AS dan sekutunya, meskipun dia memperkirakan akan ada "aspek Dewan Keamanan PBB untuk itu".
Ia mengatakan sangat disayangkan bahwa China dan Rusia telah memveto dorongan pimpinan AS untuk sanksi lebih lanjut terhadap Korea Utara setelah uji coba rudal baru-baru ini. Dia mengatakan dia berharap China akan lebih terbuka di masa depan dalam membantu membujuk Korea Utara untuk melakukan denuklirisasi.
"Salah satu kekhawatirannya adalah ... bahwa ketika DPRK melihat bahwa Dewan tidak dapat merespons bersama-sama, mungkin malah mendorong untuk mengambil tindakan provokatif lebih lanjut," kata Sung Kim, tanpa menjawab ketika ditanya apakah menurutnya Dewan Keamanan akan merespons secara berbeda terhadap uji coba nuklir.
Sumber: Reuters
KEYWORD :Amerika Serikat Korea Utara Sung Kim
