Rabu, 15/05/2024 22:23 WIB

Pertama di Indonesia! i3L Terapkan VR dan Metavers untuk Program Kedokteran

Pertama di Indonesia! i3L Terapkan VR dan Metavers untuk Program Kedokteran

Mahasiswa kedokteran i3L (Foto: Ist)

Jakarta, Jurnas.com - Era disrupsi memberikan inovasi baru dalam kehidupan, salah satunya adalah penggunaan virtual reality (VR) dan metaverse. VR adalah lingkungan digital berbasis rekayasa komputer yang menyediakan pengalaman imersif dengan sensasi psikologis, yang membuat pengguna seolah-olah berada di lingkungan yang berbeda, baik itu replika dari dunia nyata maupun lingkungan baru yang bersifat fiktif.

Sedangkan Metaverse merupakan dunia imersif 3-dimensi (3D) yang dapat diakses oleh berbagai pengguna, dan di saat yang sama dapat berinteraksi satu sama lain melalui avatar.

Aplikasi VR dan metaverse diyakini dapat memberi manfaat positif bagi banyak bidang/keilmuan lain dan salah satunya adalah dunia kedokteran. Belakangan ini, para ahli dari kedua bidang ini mulai mendiskusikan dan melakukan eksplorasi lebih dalam memaksimalkan potensi VR dan metaverse agar dapat memberi kontribusi bagi dunia kedokteran.

Markus Santoso selaku visiting professor di International Institute for Life Sciences (i3L), yang telah berkecimpung dalam dunia riset VR dan metaverse selama 1 dekade terakhir mengatakan, teknologi imersif (VR dan Metaverse) sudah memasuki fase mature dan sudah siap untuk diintegrasikan lebih dalam ke dunia kedokteran, salah satunya adalah aplikasinya pada dunia pendidikan kedokteran.

Saat ini, i3L sudah menyiapkan infrastruktur untuk pengintegrasian metaverse dalam pedagogi program studi kedokterannya. Melalui aplikasi metaverse, para mahasiswa kedokteran di i3L dapat mengikuti kegiatan belajar mengajar secara daring dengan kualitas pengajaran yang setara dengan kelas/lab onsite.

Pendidikan kedokteran melalui VR dan metaverse dapat menawarkan simulasi lebih konkrit dengan level interaksi yang mirip dengan kegiatan pembelajaran di kelas/lab tradisional.

"Misalnya dalam proses pembelajaran mengenai pembedahan, para mahasiswa perlu memahami banyak hal seperti penggunaan instrument alat bedah, langkah-langkah dalam prosedur operasi tersebut, termasuk potensi kejadian tak terduga seperti pendarahan, level oksigen pasien yang mendadak drop dan lain-lain," terang Santoso.

"Hal ini adalah sesuatu yang cukup menantang untuk dijalankan pada sesi lab praktikum konvensional, namun VR dapat mensimulasikan hal-hal tersebut dengan sangat detail dan riil. Jika VR dapat mereplika dan memperkaya sesi simulasi pembedahan, metaverse dapat memfasilitasi pertemuan antara mahasiswa dan profesor/instruktur sehingga proses knowledge transfer dan sesi pembelajaran jarak jauh tersebut menjadi lebih berkualitas. Dengan adanya metaverse, mahasiswa kedokteran i3L dapat memahami sesi pembelajaran seperti proses pembedahan secara lebih mendalam dengan menggunakan simulasi interaktif dengan resiko yang lebih sedikit," imbuh dia.

VR dan metaverse juga memiliki keunggulan unik dibanding media tradisional seperti layar komputer atau televisi dimana VR dan metaverse mampu menyajikan informasi, baik itu ruang, data dan lain-lain, dalam format 3D atau spatial.

Tanpa disadari, dunia kedokteran banyak menggunakan data yang sebenarnya bersifat 3D atau volumetrik seperti foto hasil USG, foto xray dan lain-lain, namun terpaksa divisualisasikan dalam format 2D karena keterbatasan media tradisional. VR dan metaverse mampu memvisualisasikan data-data medis dalam format volumetrik sehingga data yang tersaji lebih holistik dan hal ini menjadi krusial bagi dunia kedokteran agar praktisi Kesehatan dapat melakukan analisa yang lebih cermat dan membuat keputusan yang lebih tepat bagi pasiennya.

Dan ketika aplikasi VR dan metaverse ini sudah diintegrasikan dengan pedagogi pengajaran di sekolah kedokteran dan diperkenalkan sejak mereka masih di level mahasiswa, maka kualitas pelayanan kesehatan di Indonesia diharapkan dapat meningkat secara signifikan di masa yang akan datang.

VR dan metaverse dalam dunia kedokteran juga memiliki potensi untuk menawarkan pendekatan baru pada dunia layanan kesehatan seperti sesi konsultasi antara dokter-pasien atau terapi kesehatan.

"Dengan adanya gelombang inovasi dalam dunia kesehatan khususnya kedokteran, metaverse dapat memberi nuansa telekonsultasi yang lebih humanis dengan interaksi yang lebih natural antara penyedia layanan kesehatan dan pasien," jelas Santoso.

"Dengan adanya penggunaan metaverse dalam dunia kedokteran diharapkan dapat meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan di negara kita dan salah satu fondasi awal yang dapat dilakukan adalah aplikasi VR dan metaverse di level universitas. Fondasi inilah yang saat ini sedang dibangun secara serius oleh I3L," imbuh dia.

KEYWORD :

Metaverse Virtual Reality Kedokteran i3L




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :