Jum'at, 26/04/2024 12:43 WIB

Aceh Catat 2.555 Sapi Terinfeksi PMK, 13 Ekor Mati

Kabupaten Aceh memiliki sebanyak 44.495 populasi sapi di mana 2.555 ekor sapi terinfeksi PMK dan 13 ekor mati.

Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) mengunjungi Desa Paya Meta, Kabupaten Aceh Tamiang, Provinsi Aceh, Kamis, 12 Mei 2022.

JAKARTA, Jurnas.com - Bupati Aceh Tamiang, Mursil mengatakan, penyakit mulut dan kuku (PMK) di Kabupaten Aceh Tamiang terkonfirmasi tepatnya pada tanggal 11 Mei 2022. Kabupaten Aceh sendiri mencatat  2.555 ekor sapi terinfeksi PMK dan 13 ekor mati.

"Kabupaten Aceh memiliki sebanyak 44.495 populasi sapi di mana 2.555 ekor sapi terinfeksi PMK dan 13 ekor mati," jelas Mursil di Desa Paya Meta, Kabupaten Aceh Tamiang, Provinsi Aceh, Kamis, 12 Mei 2022. 

Mursil mengatakan, pemerintah melalui Kementerian Pertanian (Kementan) bergerak cepat menangani wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) di Kabupaten Aceh Tamiang. Saat ini, wabah ini sudah ditangani dengan baik dan terkendali sehingga masyarakat dihimbau tidak panik.

"Alhamdulliah, semua stakeholder terlibat langsung untuk menanggulangi wabah ini. Mulai Pak Mentan, Dinas Peternakan Provinsi, Pemkab Aceh Tamiang sangat serius dalam penanganan wabah ini," ujarnya.

Mursil mengimbau para peternak yang sapinya terinfeksi dan mati untuk segera ditangani dengan baik sesuai standar yang telah ditentukan agar tidak menyebabkan penyebaran wabah PMK lebih luas lagi.

Selain itu, untuk memutus rantai penyebaran, Pemkab Aceh Tamiang, menerapkan langkah lokalisasi. "Lokalisasi atau lockdown menjadi pilihan saat ini. Sapi-sapi dari Aceh Tamiang tidak boleh keluar dan sapi dari luar tidak boleh masuk ke sini demi kepentingan bersama," imbuhnya.

Bupati Mursil juga menyampaikan apresiasi kepada jajaran Kementan yang tanggap dan cepat dalam penanggulangan wabah PMK sehingga tidak berdampak secara luas di masyarakat.

"Pak Mentan datang langsung ke Aceh Tamiang. Ini bukti keseriusan beliau untuk memastikan wabah ini tertangani dengan baik secara komprehensif," ucapnya.

Langkah Cepat Kementan Atasi PMK

Bersamaan, Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo menegaskan bahwa PMK tidak beresiko terhadap kesehatan manusia namun harus tetap waspada dan perlu dilakukan penanggulangan wabah PMK dengan cepat.

"Yang perlu kita pahami penyakit PMK ini memang berbahaya bagi hewan, tetapi tidak menular atau tidak beresiko pada kesehatan manusia. Untuk itu, kita akan lakukan berbagai upaya untuk mengatasi PMK ini," ujar Mentan Syahrul.

Sementara itu, Syahrul mengatakan, mitigasi dan antisipasi Pemerintah Provinsi Aceh bersama Pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang dan Satgas dalam menghadapi penyebarluasan virus PMK patut di apresiasi.

"Sesuai arahan Bapak Presiden, memerintahkan Kementerian Pertanian bersama Satgas yang didalamnya ada TNI, Kepolisian, Kejaksaan dan lintas kementerian untuk berada di daerah-daerah yang sudah ditetapkan PMK," kata Mentan Syahrul.

Ia juga menyampaikan, ada tiga agenda yang akan dilakukan Kementan dalam menanggulangi PMK yang berlaku secara nasional. Agenda pertama, yakni agenda temporary, yaitu dengan pengadaan vaksin, melakukan vaksinasi darurat, dan pembatasan lalu lintas hewan serta produk hewan.

"Kami juga menyiapkan agenda SOS, seperti melakukan pemusnahan terbatas ternak yang terkonfirmasi positif PMK, pemberlakuan lockdown zona wabah pada tingkat kecamatan/Kabupaten di setiap wilayah, sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat terkait SOP Pencegahan dan pengendalian PMK," ujarnya.

Agenda ketiga, lanjut Mentan yaitu Agenda Permanen, melalui pembuatan vaksin oleh Pusat Veteriner Farma (Pusvetma), vaksinasi massal dan surveilans secara rutin.

KEYWORD :

Aceh Tamiang Mursil Penyakit Mulut dan Kuku PMK Syahrul Yasin Limpo




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :