Sabtu, 27/04/2024 05:57 WIB

PBB Prihatin Risiko Kelaparan Global Akibat Perang Ukraina

Berbicara bersama kanselir Austria di Wina pada Rabu, Guterres juga mengatakan pembicaraan sedang berlangsung untuk mengevakuasi lebih banyak warga sipil dari zona konflik di Ukraina dan menyatakan keyakinannya lebih banyak evakuasi akan terjadi di masa depan.

Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres menyampaikan pidato selama Forum Ekonomi Dunia di Davos, Swiss. Pada hari Jumat, ia mengumumkan UEA akan menjadi tuan rumah pertemuan persiapan menjelang KTT Iklim PBB

JAKARTA, Jurnas.com - Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Antonio Guterres mengatakan sangat prihatin dengan kelaparan yang meluas karena perang di Ukraina mengancam ketahanan pangan di berbagai belahan dunia.

Berbicara bersama kanselir Austria di Wina pada Rabu, Guterres juga mengatakan pembicaraan sedang berlangsung untuk mengevakuasi lebih banyak warga sipil dari zona konflik di Ukraina dan menyatakan keyakinannya lebih banyak evakuasi akan terjadi di masa depan.

Namun, ia mengecilkan prospek pembicaraan damai mengenai Ukraina yang terjadi dalam waktu dekat.

Perang di Ukraina telah mengirim harga global untuk biji-bijian, minyak goreng, bahan bakar dan pupuk melonjak, dengan badan-badan PBB memperingatkan bahwa kenaikan harga akan memperburuk krisis pangan di Afrika.

Invasi Rusia telah mengganggu pengiriman di Laut Hitam, rute utama untuk biji-bijian dan komoditas lainnya, membatasi ekspor dari Ukraina dan Rusia.

"Saya harus mengatakan bahwa saya sangat prihatin, yaitu dengan risiko kelaparan yang meluas di berbagai belahan dunia karena situasi ketahanan pangan yang dramatis yang kita hadapi karena perang di Ukraina," kata Guterres, dikutip dari Aljazeera.

Dalam kunjungannya ke Moldova, sebuah negara kecil yang membuka pintu bagi masuknya pengungsi dari negara tetangga Ukraina, Guterres mendesak Uni Eropa untuk meningkatkan dukungan keuangan bagi pemerintah di Chisinau.

Lebih dari 450.000 pengungsi dari Ukraina telah melarikan diri ke Moldova, salah satu negara termiskin di Eropa.

Guterres sebelumnya menjabat sebagai komisaris tinggi PBB untuk pengungsi. Ia mencatat selama kunjungan dua hari ke Moldova, di mana ia bertemu dengan para pemimpin Moldova, bahwa negara kecil itu telah menyerap pengungsi paling banyak sebanding dengan populasinya sendiri sekitar 2,6 juta orang.

Berbicara pada acara sebelumnya, Guterres mengatakan waktunya akan tiba ketika ada negosiasi damai atas Ukraina, tetapi dia tidak melihat waktu itu dalam waktu dekat.

"Perang ini tidak akan berlangsung selamanya. Akan ada saatnya negosiasi damai akan dilakukan," kata Guterres dalam konferensi pers dengan Presiden Austria Alexander Van der Bellen.

"Saya tidak melihat itu dalam waktu dekat. Tapi saya bisa mengatakan satu hal. Kami tidak akan pernah menyerah," tambahnya, dalam sambutan yang diterjemahkan ke dalam bahasa Jerman oleh penerjemah resmi.

KEYWORD :

Perang Ukraina PBB Antonio Guterres Invasi Rusia Kelaparan Ketahanan Pangan




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :