Jum'at, 26/04/2024 11:58 WIB

Imbau Masyarakat Tak Panik, Kementan Tegaskan PMK Tak Menular ke Manusia

Pihaknya melalui Pusat Veteriner Farma (Pusvetma) di Surabaya tengah melakukan penelitian lanjutan untuk memastikan tingkat dan jenis serotype PMK yang teridentifikasi di sejumlah daerah di Jawa Timur.

Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo Rapat Koordinasi terkait PMK Hewan bersama Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Senin (9/5).

JAKARTA, Jurnas.com - Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo menegaskan, Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) tidak menular ke manusia meski memiliki tingkat penyebaran yang cepat pada hewan.

Demikian disampaikan Syahrul usai Rapat Koordinasi terkait PMK Hewan bersama Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Senin (9/5).

"Kita harus maksimal melakukan sosialisasi kepada masyarakat bahwa penyakit ini tidak menular pada manusia, dan pernyataan ini diperkuat oleh Menkes (Menteri Kesehatan) saat Ratas bersama Presiden tadi dan ini menjadi hal yang sangat penting," kata Syahrul.

Mentan Syahrul mengatakan, pihaknya melalui Pusat Veteriner Farma (Pusvetma) di Surabaya tengah melakukan penelitian lanjutan untuk memastikan tingkat dan jenis serotype PMK yang teridentifikasi di sejumlah daerah di Jawa Timur.

"PMK ini masih dalam penelitian lab veteriner kita di Surabaya secara maksimal, sehingga kita bisa identifikasi ini pada level berapa, jenisnya seperti apa, kita harap hari ini atau besok akan keluar hasilnya," terangnya.

Syahrul merinci dengan hasil laboratorium tersebut, pemerintah akan lebih mudah menentukan vaksin yang tepat. Ia berharap penentuan vaksin dapat memanfaatkan sumber daya yang ada di dalam negeri.

Sementara itu, Khofifah meminta agar media membantu upaya pemerintah untuk mengedukasi masyarakat terkait PMK. Hal ini agar tidak ada kekhawatiran berlebih yang akan menimbulkan kepanikan di tengah masyarakat terkait penyakit ini.

"Pak Mentan dan Pak Menkes bilang tidak menular ke manusia. Saya seringkali bilang, pendekatan pentahelix (multisektor). Media, pemerintah, masyarakat, perguruan tinggi, dan private sector tolong bantu disampaikan bahwa PMK tidak menular ke manusia," tegasnya.

Disamping itu, Khofifah menyebut bahwa pihaknya bersama dengan Kementan akan melakukan sejumlah langkah komprehensif untuk memastikan penyebaran PMK tidak meluas di Jawa Timur.

Pemerintah menerapkan isolasi berbasis kandang dan menggandeng banyak pihak lainnya, agar bantuan obat-obatan yang diberikan Kementan dapat tersalurkan secara maksimal.

"Isolasinya berbasis kandang, karantina berbasis kandang jadi yang sudah ada symptomatic gejalanya jang dibawa keluar kandang. Kita koordinasikan dengan Pak Mentan supaya ketersediaan obat-obatan, analgesik, antibiotik, dan vitamin tercukupi," jelasnya.

Khofifah juga minta ke ikatan alumni FKH Unair (Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga) turunkan tim lebih banyak supaya penyuntikan lebih masif.

Dikutip dari websait Dinas Pertanian dan Pangan Kulon Progo, Indonesia sebelumnya telah bebas dari PMK sejak 1986. Namun, tiga puluh enam tahun kemudian tepatnya April dan Mei 2022, sapi yang bergejala PMK mulai muncul di Kabupaten Gresik, Lamongan, Sidoarjo, dan Mojokerto Provinsi Jawa Timur.

PMK sendiri adalah penyakit hewan menular akut yang menyerang ternak sapi, kerbau, kambing, domba, kuda dan babi dengan tingkat penularan mencapai 90-100 persen dan kerugian ekonomi sangat tinggi.

PMK dapat dikenali dengan adanya luka seperti sariawan di rongga mulut yaitu di gusi dan lidah, di sela-sela kuku kaki, dan bisa di ambing susu hewan betina.

Selain itu, hewan yang terinfeksi akan mengalami demam (suhu 39-41 derajat Celcius), keluar lendir berlebihan dari mulut, beberapa mengalami pincang, luka di kaki-kuku, sulit berdiri, gemetaran, nafas cepat, dan produksi susu menurun drastis.

KEYWORD :

Penyakit Mulut dan Kuku PMK Jawa Timur Syahrul Yasin Limpo




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :