Jum'at, 03/05/2024 10:33 WIB

AS yakin Rusia Berada di Balik Serangan terhadap Dmitry Muratov

Dmitry Muratov, editor surat kabar investigasi Novaya Gazeta, mengatakan bahwa ia diserang saat berada di kereta api dari Moskow ke Samara pada bulan April dan disiram dengan cat merah yang mengandung aseton.

Muratov dianugerahi Hadiah Nobel Perdamaian pada tahun 2021 untuk karyanya di Novaya Gazeta, yang dikenal karena investigasinya terhadap korupsi Rusia dan pelanggaran hak asasi manusia (Foto: Reuters)

JAKARTA, Jurnas.com - Komunitas intelijen Amerika Serikat (AS) percaya, pemerintah Rusia berada di balik serangan kimia terhadap seorang kritikus terkemuka Kremlin dan penerima Hadiah Nobel Perdamaian pada bulan April.

Dmitry Muratov, editor surat kabar investigasi Novaya Gazeta, mengatakan bahwa ia diserang saat berada di kereta api dari Moskow ke Samara pada bulan April dan disiram dengan cat merah yang mengandung aseton.

Saat itu, Muratov mengunggah foto-foto wajah, dada, dan tangannya yang ditutupi cat minyak merah, yang katanya membuat matanya terbakar parah karena aseton.

Pada Kamis, pejabat AS mengatakan kepada wartawan, Washington dapat mengkonfirmasi bahwa intelijen Rusia mengatur serangan 7 April terhadap pemimpin redaksi Novaya Gazeta Dmitry Muratov, di mana ia disiram dengan cat merah yang mengandung aseton, menurut Washington Post.

Pejabat itu tidak memberikan perincian tentang bagaimana penentuan itu dibuat.

Muratov dianugerahi Hadiah Nobel Perdamaian pada tahun 2021 untuk karyanya di Novaya Gazeta, yang dikenal karena investigasinya terhadap korupsi Rusia dan pelanggaran hak asasi manusia. Enam dari kontributornya telah tewas sejak 1990-an.

Selama pidato penerimaannya, Muratov dengan cermat memperingatkan potensi perang di Ukraina karena Rusia pada saat itu melanjutkan pembangunan pasukannya di perbatasan.

"Di kepala beberapa ahli geopolitik gila, perang antara Rusia dan Ukraina bukanlah sesuatu yang mustahil lagi," katanya.

Pada saat itu, Kremlin memuji Muratov, menyebutnya sebagai jurnalis yang berbakat dan berani.

Pada bulan Maret, Muratov mengumumkan akan menyumbangkan medali Hadiah Nobel Perdamaian untuk mengumpulkan dana bagi pengungsi Ukraina.

Tak lama setelah itu, surat kabar itu mengumumkan bahwa mereka menangguhkan aktivitas daring dan cetaknya hingga akhir dari apa yang disebut Rusia sebagai "operasi khusus" di Ukraina.

Sumber: Aljazeera

KEYWORD :

Operasi Khusus Amerika Serikat Rusia Dmitry Muratov




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :