Jum'at, 03/05/2024 02:47 WIB

Kementan: Berbudidaya Secara Hidroponik Itu Menjanjikan

Keterbatasan lahan merupakan tantangan yang besar bagi penduduk Indonesia.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi pada acara Ngobras On The Spot (OTS) volume 19, bertemakan Hidroponik Generik Duitnya Asik, di Kecamatan Pesanggrahan, Jakarta Selatan, Selasa (26/04/2022), secara virtual.

Jakarta, Jurnas.com - Berkembangnya teknologi dan perekonomian di perkotaan, membuat kawasan perkotaan semakin membutuhkan lahan untuk berbagai kegunaan, termasuk bertani. Dengan alasan tersebut, Kementerian Pertanian (Kementan) mendukung petani yang mengembangkan teknik hidroponik generik. 

Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo, mengungkapkan dalam beberapa kesempatan bahwa keterbatasan lahan merupakan tantangan yang besar bagi penduduk Indonesia.

“Salah satu tantangan kita adalah keterbatasan lahan dan kawasan rumah yang makin bertambah banyak. Meskipun demikian, kita tidak boleh tinggal diam,” ujar Mentan SYL. 

SYL mengungkapkan bahwa hidroponik merupakan solusi dari permasalahan tersebut. Hidroponik merupakan salah satu metode dalam budidaya menanam dengan memanfaatkan air tanpa menggunakan media tanah dengan menekankan pada pemenuhan kebutuhan hara nutrisi bagi tanaman. 

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi, menjelaskan lebih lanjut mengenai hidroponik saat Ngobras On The Spot (OTS) volume 19, bertemakan Hidroponik Generik Duitnya Asik, di Kecamatan Pesanggrahan, Jakarta Selatan, Selasa (26/04/2022), secara virtual.

Hidroponik itu adalah salah satu metode untuk budidaya tanaman yang medianya merupakan larutan. Nanti unsur hara diberikan dalam larutan tersebut yang berfungsi sebagai makanan tanaman,” katanya. 

Dedi mengungkapkan, peran pemerintah dalam penanaman hidroponik adalah melalui edukasi dengan menunjukan bahwa penanaman hidroponik itu mudah. 

Setelah itu, perlu juga diadakan pelatihan dan pendampingan yang dilakukan oleh penyuluh dan didukung oleh Dinas Provinsi maupun Kabupaten/Kota.  

Dedi mengimbau penyuluh agar dapat meyakinkan pada warga bahwa berbudidaya secara hidroponik itu menjanjikan. “Hidroponik generik salah satu metode membangun urban farming yang memiliki peluang di tengah kepadatan ibu kota,” kata Dedi. 

Hadir dalam agenda Ngobras On The Spot, perwakilan dari Suku Dinas Kelautan, Pertanian dan Ketahanan Pangan, Nila Sartika. Ia mengungkapkan, Suku Dinas KPKP Kota Jakarta Selatan mendukung kegiatan urban farming di Jakarta Selatan. 

“Salah satu bentuk support tersebut adalah dengan melakukan pelatihan dalam mengolah dan packing sayuran oleh Penyuluh, serta mengadakan lomba menanam sayuran di botol bekas,” ujar Nila Sartika. 

Mendampingi acara Ngobras OTS, Penyuluh Pertanian dari Kecamatan Pesanggrahan, Agit Ginanjar, yang menjelaskan beberapa kendala dari penanaman hidroponik tersebut. 

“Salah satu kendala dalam penanaman hidroponik adalah mindset petani bahwa hidroponik itu mahal dan barang yang digunakan untuk budidaya sulit untuk dicari,” jelas Agit Ginanjar.

Narasumber Ngobras OTS, Latifah, Ketua P4S Hidroponik Generik Pesanggrahan, mengungkapkan bahwa untuk meyakinkan masyarakat dalam berbudidaya hidroponik bisa dengan cara melakukan praktik secara mandiri.  

“Saat hasil sudah terlihat bagus oleh warga, produk tersebut dibagikan secara langsung kepada warga sekaligus mengajak warga tersebut untuk menanam dan mengedukasikan cara pembibitannya,” ujar Latifah.

KEYWORD :

Urban Farming Hidroponik Kepala BPPSDMP Dedi Nursyamsi




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :