Sabtu, 27/04/2024 04:04 WIB

Selain Rubel, Rusia Tidak akan Terima Dolar dan Euro

Pejabat Kremlin mencatat bahwa Kabinet telah bekerja untuk memperluas penggunaan mata uang nasional dalam penyelesaian dengan negara lain.

Lembaran uang Rubel Rusia. (Dmitry Feoktistov/TASS/The Moscow Times)

MOSKOW, Jurnas.com - Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan, dunia mulai kehilangan kepercayaan pada dolar Amerika Serikat (AS) dalam beberapa tahun terakhir. Jadi, mengingat situasi ini, satu-satunya pilihan adalah memperluas penggunaan mata uang nasional.

"Mengingat prestise dolar sebagai mata uang cadangan utama dunia telah anjlok dalam beberapa tahun terakhir, sementara kepercayaan pada mata uang lain yang diakui secara internasional juga tidak tertinggi sekarang, memperluas penggunaan mata uang nasional adalah adalah satu-satunya alternatif dan tak terelakkan untuk proses ini," kata Peskov.

Dikutip dari TASS, Kamis (31/3), pejabat Kremlin mencatat bahwa Kabinet telah bekerja untuk memperluas penggunaan mata uang nasional dalam penyelesaian dengan negara lain.

"Melebarkan praktik penggunaan mata uang nasional adalah bidang yang juga dikejar oleh pemerintah kami dan kami perlu bergerak lebih jauh di semua lini. Ini untuk kepentingan kami dan kepentingan mitra kami," tegas Peskov.

Mengomentari proposal Vyacheslav Volodin, juru bicara Duma Negara Rusia untuk memperluas daftar barang yang diekspor menggunakan pembayaran menggunakan rubel, Perkov mencatat bahwa itu dapat diselesaikan.

"Tentu saja, ide ini harus dikerjakan mengingat ada negara-negara yang menunjukkan kepentingan bersama dalam penyelesaian bersama dalam mata uang nasional," kata Peskov.

"Ini cukup layak dan jika ada instruksi dari kepala negara mengenai hal ini, tentu akan berbentuk beberapa usulan tertentu," pungkasnya.

Sebelumnya pada Rabu, Volodin menulis di saluran Telegramnya bahwa akan tepat untuk memperluas daftar barang yang diekspor untuk rubel, termasuk biji-bijian, minyak mentah, dan barang-barang terkait kayu.

Sebelumnya, Presiden Rusia, Vladimir Putin memerintahkan negara-negara yang tidak bersahabat untuk membayar gas Rusia dalam mata uang rubel. 

Ia mengatakan, Moskow akan menolak menerima pembayaran berdasarkan kontrak gas dengan negara-negara tersebut dalam mata uang dolar dan euro. Ia memerintahkan pemerintah untuk menginstruksikan Gazprom untuk membuat perubahan yang diperlukan pada kontrak yang ada.

Pada 24 Februari, Putin mengatakan dalam pidato yang disiarkan televisi pada 24 Februari bahwa sebagai tanggapan atas permintaan para kepala republik Donbass, ia telah membuat keputusan untuk melakukan operasi militer khusus.

Pemimpin Rusia menekankan bahwa Moskow tidak memiliki rencana untuk menduduki wilayah Ukraina. Setelah itu AS, Uni Eropa, Inggris, dan sejumlah negara lain mengumumkan akan menjatuhkan sanksi terhadap badan hukum dan individu Rusia.

KEYWORD :

Juru Bicara Kremlin Mata Uang Rubel Rusia Dmitry Peskov Dolar Amerika Serikat




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :