Sabtu, 11/05/2024 11:17 WIB

Pemimpin Jerman-Israel Bertemu saat Perang Berkecamuk

Kanselir Jerman Olaf Scholz dan Perdana Menteri Israel Naftali Bennett menggelar pertemuan pada Rabu (Kamis waktu setempat), saat perang antara Rusia dan Ukraina sedang berkecamuk.

Kanselir Jerman Olaf Scholz dan Perdana Menteri Israel Naftali Bennett (Foto: DW)

Tel Aviv, Jurnas.com - Kanselir Jerman Olaf Scholz dan Perdana Menteri Israel Naftali Bennett menggelar pertemuan pada Rabu (Kamis waktu setempat), saat perang antara Rusia dan Ukraina sedang berkecamuk.

Dikutip dari DW pada Kamis (3/3), kunjungan Scholz elah direncanakan sebelum pertempuran meletus di Ukraina, tempat invasi Rusia memasuki hari ketujuh. Scholz mengatakan kesempatan untuk mengunjungi Israel sangat penting baginya.

"Meskipun situasi dunia saat ini, saya telah memutuskan untuk melakukan kunjungan ini sekarang, dan itu adalah hal yang benar untuk dilakukan," kata Scholz.

Dia menegaskan kembali komitmen Jerman untuk keamanan Israel, mengatakan tanggung jawab Jerman telah dibuat jelas kepadanya sekali lagi dengan kunjungan ke peringatan Holocaust Israel, Yad Vashem.

"Anda bisa mengandalkannya. Jerman akan terus teguh di pihak Israel," ujar dia.

Kanselir Jerman juga mengatakan kedua negara tertarik untuk bekerja sama, menuju pembicaraan damai lebih lanjut antara Rusia dan Ukraina.

"Berita yang datang dari Ukraina saat ini sangat mengerikan. Kami sangat prihatin tentang bagaimana konflik ini akan berkembang, dan inilah mengapa kami perlu melakukan segala kemungkinan untuk mencoba membuat perubahan dalam situasi ini," kata dia.

"Tentu saja, masalahnya sekarang adalah diplomasi mendapat peluang besar lagi," lanjut Scholz.

"Saya sangat berterima kasih bahwa kami berdua akan melakukan apa yang kami bisa untuk memastikan bahwa pembicaraan antara Ukraina dan Rusia akan segera dilanjutkan."

Perdana Menteri Israel, Bennett mengatakan upaya perdamaian ialah "tugas Israel untuk melakukan segala yang bisa kita lakukan untuk mengakhiri pertumpahan darah."

"Ini belum terlambat." Namun, katanya, mengingat pengalaman perang Israel: "Sayangnya, itu bisa menjadi jauh lebih buruk."

Kanselir Jerman membahas masalah perjanjian nuklir baru Iran, sesuatu yang ditentang keras oleh Israel, dengan mengatakan itu "tidak dapat ditunda lagi."

"Sekarang adalah waktunya untuk membuat keputusan," kata Scholz kepada wartawan tentang pembicaraan di ibu kota Austria. "Ini tidak boleh ditunda lagi."

Bennett mengatakan Israel mengikuti pembicaraan di Wina dengan prihatin. Israel, lanjut Bennett, tidak akan membiarkan Iran mendapatkan status senjata nuklir.

Baik Scholz dan Bennett relatif baru menjabat dan keduanya mengikuti pendahulu yang sudah lama menjabat, Angela Merkel dan Benjamin Netanyahu.

KEYWORD :

Rusia Ukraina Jerman Israel Perang




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :