Kamis, 02/05/2024 23:13 WIB

Di Balik Tangisan Ahok

Peristiwa tangisan Ahok di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat bisa dilihat dalam dua situasi.

Sidang Perdana Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok

Jakarta - Calon Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok yang juga sebagai terdakwa kasus dugaan penistaan agama sempat meneteskan air mata saat membacakan eksepsi atau nota pembelaan, di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Selasa (13/12).

Menanggapi hal itu, politikus Partai Golkar Ahmad Doli Kurnia mengatakan, peristiwa tangisan Ahok itu bisa dilihat dalam dua situasi.

"Situasi pertama, bila tangisan itu buatan dan dilakukan dengan penuh kepura-puraan, itu artinya Ahok melanjutkan kebiasaan membohongnya seperti yang sering dilakukannya selama ini," kata Doli, Jakarta, Rabu (14/12).

Lalu, kata Doli, "tangisan bombay" itu menunjukkan bahwa Ahok memang memiliki mental "inlander", di mana ke bawah menginjak, ke atas menjilat. Dimana, ketika Ahok bersikap dan berprilaku kasar dan semena-mena terhadap rakyat biasa.

"Tetapi prilaku kasar itu, sontak berubah 180 derajat ketika berhadapan dengan atasan atau penguasa (dalam hal ini hakim) menjadi tunduk, merendah, bahkan merengek-rengek," katanya.

Situasi kedua, lanjut Doli, bila tangisan itu benar serius, mungkin Ahok memiliki penyimpangan kejiwaan. Dimana, Ahok yang dikenal "garang" tiba-tiba meneteskan air mata.

"Sungguh mengerikan ketika kita bisa melihat di dalam satu orang memiliki karakter yang kontras. Ahok yang kita kenal selama ini bengis, kejam, kasar, bergaya preman, dengan penuh makian, tiba-tiba bisa beruraian air mata dan cengeng," tegasnya.

"Dalam konteks ini, tentu Ahok sesungguhnya tak pantas memimpin apapun, karena memiliki mental yang tidak stabil. Apalagi, kalau kita dengar isi tanggapannya di persidangan masih juga ada kebohongan, berilusi, mengundang konflik, dan bahkan masih juga menista Alqur`an," demikian Doli.

KEYWORD :

Sidang Ahok Penistaan Agama Pilkada DKI Jakarta




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :