Sabtu, 27/04/2024 07:37 WIB

Biden Pertahankan Tarif Impor Barang-barang China

China gagal memenuhi janjinya di bawah perjanjian perdagangan Fase 1 dua tahun untuk membeli tambahan barang dan jasa AS senilai US$200 miliar selama 2020 dan 2021.

Reaksi Presiden AS Joe Biden saat menyampaikan pidato di atas panggung selama pertemuan di Konferensi Perubahan Iklim PBB COP26 di Glasgow, Skotlandia, pada 1 November 2021. (Foto: AFP/Brendan Smialowski)

WASHINGTON, Jurnas.com - Presiden Joe Biden mengatakan, terlalu dini untuk membuat komitmen menaikkan tarif Amerika Serikat (AS) atas barang-barang China, tetapi kepala negosiator perdagangannya Katherine Tai sedang mengerjakan masalah ini.

"Saya ingin bisa berada di posisi di mana saya bisa mengatakan mereka memenuhi komitmen mereka, atau lebih dari komitmen mereka, dan dapat mengangkat beberapa dari mereka, tapi kami belum sampai di sana," kata Biden pada konferensi pers di Gedung Putih, Rabu (19/1).

Ia merujuk pada komitmen China di bawah kesepakatan perdagangan Fase 1 yang ditandatangani oleh presiden pendahulunya, Donald Trump.

China gagal memenuhi janjinya di bawah perjanjian perdagangan Fase 1 dua tahun untuk membeli tambahan barang dan jasa AS senilai US$200 miliar selama 2020 dan 2021, dan masih belum jelas bagaimana kekurangan tersebut akan diatasi.

Menurut data yang dikumpulkan oleh Peterson Institute for International Economics, pembelian China hanya mencapai sekitar 60 persen dari target hingga November 2021. Biro Sensus AS diperkirakan akan merilis data Desember minggu depan.

Biden mengatakan sadar bahwa beberapa kelompok bisnis menuntutnya untuk mulai melepaskan tarif AS hingga 25 persen yang dikenakan oleh Trump pada ratusan miliar dolar impor China, dan itulah sebabnya Tai menangani masalah ini.

Namun, ia mengatakan terlalu dini untuk bergerak maju mengingat kegagalan China untuk meningkatkan pembeliannya. China pekan lalu mengatakan pihaknya berharap AS dapat menciptakan kondisi untuk memperluas kerja sama perdagangan.

Sumber: Reuters

KEYWORD :

Joe Biden China Amerika Serikat Perang Dagang




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :